Rusli dan tim pelatih angkat besi Indonesia mengaku terkejut dan tidak memperhitungkan atlet-atlet Korut itu, yang setelah sekian tahun tidak keluar berkompetisi karena pandemi, tetapi mampu menggebrak dengan memecahkan rekor dunia.
"Bahkan China dikalahkan oleh mereka di kelas 49 kg dan 55 kg, padahal itu target mereka dan ternyata Korea Utara yang sekian tahun tidak keluar masih menjadi yang terbaik," kata Rusli.
Cantika dkk. menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri Hyongyong Kang mengangkat beban seberat 103 kg pada angkatan snatch terakhirnya dan mengalahkan rekor dunia yang dipegang oleh lifter putri China Li Yajun dengan selisih satu kg.
Dia juga menjadi pemegang rekor dunia baru clean and jerk setelah mengangkat 130kg pada upaya ketiganya, juga rekor dunia angkatan total 233 kg, sekaligus yang menjadi patokan anyar di tingkat Asia dan Asian Games.
Rekan senegaranya, Suyon Ri membantu Korut mengawinkan perak dan emas kelas 55kg putri setelah finis runner up dengan total angkatan 222 kg; 96 kg snatch dan 126 kg clean & jerk.
Wakil China Zhihui Hou berhak atas perunggu dengan total angkatan 210 kg; 95 kg snatch dan 115 kg clean and jerk.
Cantika tampak kurang nyaman bermain di kelas yang cukup baru itu setelah gagal melakukan tiga angkatan clean and jerk.
"Di latihan, angkatan seperti itu dia tidak ada masalah, makanya kami belum tahu kok bisa tiga kali gagal," kata Rusli.
Dari cabang atletik, Lalu Muhammad Zohri juga gagal mendapat medali setelah memberi kejutan pada semifinal nomor 100 meter.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Antaranews.com, Hangzhou2022.cn |
Komentar