BOLASPORT.COM - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyoroti dua hal penting yang dilakukan China dalam membangun prestasi olahraga.
Kedua hal itu adalah sistem kompetisi berjenjang yang beracuan dengan standar dan peraturan Federasi Internasional (IF).
Salin itu, strategi sukses olahraga juga dibangun melalui jalur pendidikan.
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan hal tersebut usai bertemu dengan Wakil Ketua COC Zhou Jinqiang.
Dalam pertemuan yang digelar di China House, Hangzhou, Kamis (5/10/2023) membicarakan perkembangan olahraga Asia.
Pertemuan tersebut juga menyoroti potensi kerja sama antarkedua negara China dan Indonesia.
Sebagai informasi, China merupakan salah satu negara terkuat di kancah olahraga dunia.
Hingga kemarin, China unggul di puncak klasemen sementara Asian Games 2022 dengan 179 keping emas, 99 perak, 55 perunggu.
"Sebagaimana arahan Presiden RI Bapak Joko Widodo, kita ini harus mencari tahu guna mencari skema terbaik untuk olahraga Indonesia," ucap Okto.
"NOC Indonesia memanfaatkan kesempatan seperti Asian Games guna mencari tahu, kenapa China sukses."
"Padahal, kulit kita sama, makanan mirip-mirip, tapi peforma jauh berbeda," imbuhnya melalui siaran NOC Indonesia.
Selain sponsor dari pihak swasta, kemajuan olahraga China juga dibentuk melalui sekolah atau dunia pendidikan.
"Di samping peran swasta yang dominan dalam memberikan sponsor terhadap olahraga, ada dua hal penting yang dilakukan China," kata Okto.
"Pertama adalah sekolah, China memiliki sekolah olahraga yang menerapkan sistem boarding school, dan juga adanya Universitas Olahraga."
"Atlet yang menjadi juara Olimpiade langsung mendapat gelar profesor dan juara dunia mendapat gelar Associate Professor," imbuhnya
Disamping itu, Okto mengatakan, hal terpenting adalah membangun kompetisi berjenjang yang inline dengan dengan aturan Federasi Internasional.
Sebab, regulasi olahraga dunia tersebut menjadi pondasi utama untuk bersaing di level internasional.
"China ini memiliki multievent nasional yang sudah disesuaikan dengan kalender dan regulasi IF," kata Okto.
"Dari situ seleksi dilakukan, yang menjadi atlet pelatnas, dan dibikin seleksi berjenjang dimulai dari regional, kontinental, serta dunia."
"Jadi tidak heran kenapa atlet China banyak banget, wasitnya, pelatihnya, dll. Sebab fokusnya sudah jelas yakni bersaing di kancah dunia," imbuhnya.
Ia melihat pondasi olahraga yang telah dibangun China dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam merealisasikan target Indonesia emas 2045.
Pemerintah sendiri telah memiliki Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dirancang untuk merealisasikan hal tersebut.
"Kita selalu bilang, SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara, target utama adalah Olimpiade," ucap Okto.
"Tetapi untuk menuju ke arah sana sudah tidak bisa lagi by accident, harus by design, ini yang bersama harus kita pikirkan."
"Jadi kita pun harus melihat regulasi olahraga dunia jika ingin bersaing di panggung internasional," imbuhnya.
Baca Juga: Voli Asian Games 2022 - Maaf Indonesia, Thailand dan Vietnam Gendong Asia Tenggara di Semifinal
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar