BOLASPORT.COM - Keputusan KTM menepikan Pol Espargaro demi menampung si anak ajaib Pedro Acosta dan mempertahankan Augusto Fernandez pada MotoGP 2024 membuat tim tersebut kembali disorot tentang 'kekejamannya'.
Karier Pol Espargaro di MotoGP terancam tamat lebih cepat setelah ia 'disingkirkan' oleh timnya sendiri.
KTM merevisi keputusannya, tim pabrikan Austria pimpinan Pit Beirer itu lebih memilih Augusto Fernandez dan calon debutan Pedro Acosta sebagai amunisi mereka pada MotoGP 2024.
Mulanya, keputusan ini diklaim sebagai hasil dari kesepakatan bersama dan KTM pun juga mengaku sulit membuat pilihan itu.
Namun lambat laun berita tentang kekejaman KTM pun kembali mencuat.
Sebagaimana yang diulas The Race, keputusan kontroversial KTM semacam ini memang bukan yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya sudah ada sejumlah pembalap-pembalap muda bertalenta yang jadi 'korban' tumbal KTM.
Mulai dari Danilo Petrucci, Iker Lecuona dan terakhir ada Remy Gardner, sang juara dunia Moto2 yang langsung terdepak dari MotoGP padahal baru semusim debut di kelas utama.
Mereka semua langsung 'dibuang' setelah tidak memenuhi ekspektasi para petinggi.
Gardner mungkin yang paling miris. Putra legenda MotoGP Wayne Gardner asal Australia itu sempat di-PHP timnya sendiri.
Sempat dijanjikan bakal dipertahankan, namun pada akhirnya didepak dan posisinya digantikan untuk Augusto Fernandez.
Ia sudah terlanjur tidak mencari tim, dan nyaris menganggur sebelum akhirnya direkrut Honda di ajang World Superbike.
The Race bahkan tak segan menyebut bahwa tagline atau label tim kekeluargaan pada tim KTM sejatinya seperti hanya sebuah ucapan saja, tidak sepenuhnya fakta.
Dan inilah yang mulai terlihat pada apa yang dialami Pol Espargaro.
Jika mengingat jasa-jasa Pol Espargaro, jelas KTM sangat berhutang budi karena pembalap asal Spanyol itu yang turut membantu pengembangan motor RC16 dari 2017 sampai 2020.
Bahkan saat Pol kembali ke Tech3 setelah sempat hengkang ke Repsol Honda, bos Tech3 Herve Poncharal pun sempat bahagia.
"Saya selalu mengatakan bahwa Pol adalah petarung sejati, Pol adalah pemain kunci dalam program Pierer Mobility KTM MotoGP, dan saya dengan senang hati mengumumkan dia kembali ke keluarga," kata Poncharal saat itu.
Jika memperhatikan kalimat Pol lebih detail lagi setelah keputusan KTM 'menendangnya', ia pun juga menyinggung tentang fakta bahwa dia mampu untuk membuktikan dirinya masih layak mendapatkan kursi lagi di MotoGP.
"Memang benar saya ingin terus membalap penuh waktu di MotoGP karena saya pikir saya masih memiliki kecepatan untuk menjadi yang terbaik," tulis Pol dalam akun media sosialnya.
"Tetapi, kenyataannya langkah yang saya ambil selanjutnya adalah bahwa saya akan menjadi bagian dari tim penguji dan tampil di beberapa wildcard."
"Ini hasil dari kesepahaman kedua pihak mengingat adanya masalah kontrak yang dihadapi tim saat ini."
"Dan mengingat bahwa ini akan menjadi kolaborasi jangka panjang untuk menjadikan Pierer Mobility Grupu menjadi referensi di ajang MotoGP."
"Sekarang masih ada sisa balapan musim ini, begitu pula di masa depan. Dan saya adalah salah satu yang yakin bahwa persatuan akan membawa kekuatan."
"Kami akan terus bersama untuk meraih prestasi tak terlupakan di akhir musim," ujar Pol.
Baca Juga: Susahnya Yamaha Cari Sekutu, Gaet Tim Valentino Rossi pun Tak Jamin Berhasil
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Race |
Komentar