BOLASPORT.COM - CEO Gresini Racing, Nadia Padovani, mengakui ada rasa penyesalan telah mengakhiri kerja sama pembalap mereka, Fabio Di Giannantonio.
Gresini memutus jasa Fabio Di Giannantonio menyusul kedatangan Marc Marquez ke tim yang didirikan sejak tahun 1997 itu.
Pembalap yang akrab disapa dengan Diggia itu harus merelakan kursinya untuk Marc Marquez.
Diggia sebenarnya pembalap berbakat pembalap asal Italia itu dilirik usai mendapatkan kontrak bersama Gresini pada musim 2015 di kelas Moto3.
Namun Diggia baru secara reguler menjadi pembalap Gresini setahun berselang.
Diggia berkompetisi di kelas Moto3 selama tiga musim penuh dalam kurun waktu 2016-2018.
Baca Juga: Pengakuan Ducati soal Bergabungnya Baby Alien: Hanya Orang Bodoh yang Tak Inginkan Marc Marquez
Pencapaian terbaik Diggia adalah pada Moto3 2018 saat ia keluar sebagai runner-up, di bawah Jorge Martin yang keluar sebagai kampiun.
Diggia berhasil mencetak dua kali kemenangan dan enam kali podium.
Naik ke kelas Moto2, Diggia sempat berpisah selama dua musim dari Gresini dengan bergabung ke tim Speed Up Racing pada tahun 2019-2020.
Akan tetapi, Diggia kembali dipinang Gresini pada musim 2021 yang menjadi tahun terakhirnya di kelas Moto2.
Di mana satu kemenangan dan empat podium masih diraih pembalap berusia 25 tahun itu sebelum ia naik ke kelas utama pada tahun 2022.
Sejak level junior, Diggia memang merupakan pembalap Italia yang cukup potensial. Hal itu yang membuat mendiang Fausto Gresini yang adalah suami dari Nadia Padovani tertarik membawa Diggia berlaga di Grand Prix.
Maka dari itu, Padovani mengakui sebuah pilihan sulit saat harus rela melepaskan pembalap yang sudah lama menjadi keluarga digantikan oleh pembalap dengan gelar juara dunia MotoGP enam kali itu.
"Tentu saja saya ingin melakukannya, tetapi sulit untuk memberikan jawaban tentang berhenti," kata Padovani, kepada GPOne dikutip Motosan.
"Saya menyesal telah melepaskan Fabio Di Giannantonio, pembalap yang dibawa suami saya ke Kejuaraan Dunia dan tumbuh bersama kami," ujar Padovani dengan perasaan sedih.
"Ketika hal itu mulai terwujud, kami jelas memiliki kesempatan untuk saling berhadapan, tetapi kami sudah berada dalam tahap menyelesaikan langkah."
"Kami, sebagai tim independen, memiliki kebebasan untuk memilih pembalap kami."
"Ketika rumor pertama kali muncul di Misano, kami tidak bisa mengatakan apa-apa, banyak sekali variabel yang membuat kami memilih untuk tidak mengatakan apa-apa, lagipula kami bahkan tidak tahu apakah itu akan berhasil."
"Kemudian, ketika Honda memutuskan kontrak, kami juga bisa mulai bergerak," ujar Padovani.
Dengan perasaan menyesal, Gresini harus merelakan salah satu pembalap kesayangan mereka yang sudah bergabung selama tujuh musim lamanya.
Meski begitu, Padovani secara profesional ingin membuka lembaran dengan memiliki pembalap juara dunia di paddock.
"Pada awalnya saya melihatnya (Marquez) dari sudut pandang seorang penonton, dia berasal dari generasi pembalap yang penuh semangat dan keinginan untuk menang, saya ingat pertarungannya dengan Valentino Rossi," tutur Padovani.
"Saya sendiri menikah dengan seorang pembalap, saya selalu mengikuti dunia ini. Sangat sedikit pembalap yang terlahir seperti itu, saya melihatnya berkembang selama bertahun-tahun."
"Di Gresini, kontak pertama kami adalah saat penandatanganan kontrak, pada Kamis pagi. Saya bertemu Alex dan saya sangat menyukai karakternya, saya yakin mereka berbeda, sebagai seorang ibu saya bisa membayangkan bahwa mereka juga memiliki banyak kesamaan," ujarnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar