Dia adalah Zarco sendiri.
Zarco sebenarnya sempat menunjukkan ketertarikan, tetapi pembalap yang telah berusia 33 tahun itu memilih tetap di LCR demi memaksimalkan stabilitas di sisa karier balapnya.
"Itu karena LCR punya kontrak selama dua tahun yang bagus dan saya ingin Honda bisa memberi lebih banyak energi ke tim Lucio (Cecchinello, kepala tim LCR)," katanya, dikutip dari Speedweek.
"Saya ingin mengambil kesempatan pindah ke tim pabrikan, tapi jika saya hanya bisa mendapat satu tahun di sana dan harus pindah lagi di akhir 2024, itu tidak masuk akal."
"Saya lebih memilih bekerja keras selama dua tahun, mengembangkan motornya dan membuat Honda sungguh berinvestasi ke LCR seperti apa yang dilakukan Ducati dengan Pramac."
Sementara Vinales dan Oliveira mengambil sikap yang berbeda.
Vinales menekankan bahwa komitmennnya 100 persen untuk Aprilia. Bersama tim pabrikan asal Noale, Top Gun menemukan kembali kebahagiaan setelah frustrasi di Yamaha.
Sedangkan Oliveira memilih untuk menghindari pertanyaan. Suasana di RNF sempat panas gegara silang pendapat antara Oliveira dengan petinggi tim soal klausul keluar dalam kontrak mereka.
"Seperti yang saya bilang di Indonesia, tidak ada tawaran yang kongkret sampai sekarang, jadi saya tidak bisa membicarakannya," ujar Oliveira.
"Begitu ada tawaran yang jelas, saya akan mengomentarinya lagi. Untuk sekarang, saya sepenuhnya fokus dengan akhir pekan lomba dan proyek RNF-Aprilia."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Komentar