"Di gim kedua setelah menyamakan skor 19-19, kami malah terburu-buru untuk mematikan lawan. Ini malah jadi bumerang buat kami," jelas Bagas dikutip BolaSport.com dari siaran pers PBSI.
"Mungkin seharusnya memang kami bisa menyelesaikan pertandingan dalam dua gim," tandasnya.
Untungnya, pada gim ketiga, Bagas/Fikri berhasil tampil lebih solid dan yakin.
Tidak ada keragu-raguan dalam pukulan mereka serta menyerang dengan lebih berani.
"Di gim ketiga kami mencoba mengubah pola permainan. Kami tidak lagi banyak melakukan adu drive karena mereka sudah mengantisipasi," kata Bagas.
"Kami melakukan penempatan-penempatan yang menyulitkan," imbuhnya.
"Di gim pertama dan kedua dari awal poinnya mepet terus jadi coba menjaga fokusnya dan tidak terlalu memikirkan poin berapa, tapi berpikirnya bagaimana untuk terus mendapatkan poin berikutnya dan tidak melakukan kesalahan," sahut Fikri.
"Apa yang terjadi di gim kedua, sudah kami tidak sesali. Melupakan itu dan kembali siap di gim ketiganya. Semangat lagi, lebih tenang, lebih solid dan lebih yakin," tegas juara All England Open 2022 itu.
Menyikapi laga derbi melawan Fajar/Rian, Bagas/Fikri menyadari bahwa rekor pertemuan mereka dengan sang senior agak kurang bagus.
Dalam enam kali pertemuan, Bagas/Fikri cuma pernah menang satu kali. Itu pun sudah terjadi cukup lama pada pertemuan pertama mereka di Indonesia Masters 2021.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI |
Komentar