BOLASPORT.COM - Menahan tangis haru menjadi perjuangan keras Johann Zarco setelah memarkir motornya di parc ferme usai merebut kemenangan bersejarah baginya di MotoGP Australia 2023.
Sabar, cerdas dan pandai memanfaatkan celah menjadi kunci-kunci kemenangan fenomenal Zarco pada MotoGP Australia 2023, di Sirkuit Phillip Island, Australia, Sabtu (21/10/2023).
Tidak ada yang menyangka sama sekali bahwa pemenang chapter MotoGP ke-16 di musim ini adalah sosok pembalap 33 tahun dari tim Prima Pramac Ducati.
Start dari posisi kelima dan sempat terlempar dari lima besar di awal-awal sesi balapan ternyata tidak membuat Zarco pasrah begitu saja.
Berbekal pengalamannya mengarungi kelas MotoGP sejak 2017, pembalap asal Prancis tersebut berhasil menerapkan taktik yang tepat dalam balapan sebanyak 27 putaran.
Zarco menghemat ban dan tidak kehilangan kendali di lap-lap krusial pada akhir balapan.
Kesabarannya menunggu momen untuk melakukan overtake juga tepat.
Rekan setimnya yang apes, Jorge Martin, dikalahkan di lap terakhir dengan cara heroik dan dramatis.
Padahal, Martin sempat memimpin sepanjang balapan dan unggul sampai 3,4 detik lamanya.
Zarco berusaha keras menahan air matanya setelah memarkirkan motornya di parc ferme.
"Ada banyak emosi haru yang berkecamuk pada akhir balapan ini. Saya berusaha untuk tidak menangis," ucap Johann Zarco berkaca-kaca.
"Butuh beberapa saat bagi saya untuk menyadari bahwa saya telah menang setelah melewati garis finis," jelasnya.
"Rasanya seperti ada beban berat yang akhirnya terangkat dari pundak saya," tambahnya.
Zarco memang baru kali ini mencicipi juara seri balapan setelah menjalani musim MotoGP selama tujuh tahun lamanya.
Dua kali juara dunia Moto2 itu debut di kelas para raja pada 2017, tetapi sering kehilangan momentum saat beberapa kali punya kesempatan untuk menang.
"Saya selalu tahu bahwa saya memiliki motor terbaik (Desmosedici Ducati GP23), tapi saya tidak memiliki perasaan yang sempurna dengan ini," curhat Zarco tentang kesulitannya dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"MotoGP sangat kompetitif, semua pembalap sangat berdekatan, saya harus memberikan yang terbaik di setiap lap. Namun itu sulit karena pada titik tertentu harus bisa memanfaatkan peluang yang tepat dan punya banyak kesabaran."
"Karena akan selalu ada pembalap yang lebih kompetitif dari saya pada hari tertentu, saya harus berusaha keras tapi itu tidaklah mudah," terangnya.
Momen tepat itu akhirnya digapai Zarco dalam waktu yang juga tepat.
Kesalahan Martin menggunakan ban belakang tipe lunak, yang kemudian benar-benar habis di lap terakhir, terpantau oleh Zarco saat ia sudah merangsak ke posisi empat besar.
Begitu ada peluang untuk menyalip, Zarco tanpa ragu melakukan overtake ciamik.
Martin pun hanya bisa geleng-geleng kepala sendiri, karena selanjutnya ia secara beruntun disalip tiga pembalap lain, Francesco Bagnaia, Fabio Di Giannantonio dan Brad Binder.
"Keausan ban saya kendalikan dengan sempurna," jelas Zarco.
"Saya berada di belakang Pecco (Bagnaia) untuk waktu yang lama dan tahu bahwa dia bisa menjaga kecepatannya sampai akhir dan berjuang untuk podium dan tempat kedua."
"Saya sebenarnya malah tidak berpikir untuk menang, tapi di sisi lain, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya.."
"Jorge Martin memimpin balapan dengan ban belakang lunak, dia mencapai keunggulan yang sangat mencolok dan saya kagum dengan kecepatannya."
"Tetapi kemudian saya terkejut melihatnya mulai melambat dalam lima lap terakhir. Dari situlah saya mulai berpikir bahwa ada hal yang mungkin terjadi hari ini dan saya pikir saya bisa mendapat hasil fantastis."
"Sekarang saya sangat senang karena berhasil," imbuh Zarco.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com, Speedweek.com |
Komentar