BOLASPORT.COM - Aksi tidak sportif yang ditunjukkan pelatih ganda putri Jepang, Kei Nakashima, saat Denmark Open 2023 disorot oleh media Denmark.
Kei Nakashima terlihat memberi instruksi kepada anak asuhnya saat reli sedang berlangsung.
Ini terjadi saat Nakashima mendampingi salah satu anak asuhnya, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, pada perempat final Denmark Open 2023.
Mantan ganda putri nomor satu itu menghadapi kesulitan saat ditantang pasangan muda Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Ana/Tiwi yang tidak diunggulkan mampu mencuri gim pertama dan memaksa Matsumoto/Nagahara bertanding hingga 1 jam 23 menit lamanya.
Pertandingan yang dihelat di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, Jumat (20/10/2023), akhirnya ditutup dengan kemenangan 17-21, 21-14, 21-17 bagi Matsumoto/Nagahara.
Adapun aksi Nakashima yang tersorot terjadi pada gim ketiga.
Laws of Badminton mengatur bahwa pemain hanya bisa menerima arahan saat kok tidak sedang aktif dalam permainan sampai dengan posisi memberi atau menerima servis.
Reli yang seharusnya menghasilkan poin bagi Matsumoto/Nagahara itu pun diulang.
Sebagaimana diberitakan media Denmark, TV2, umpire alias wasit lapangan sampai meminta bantuan dari wasit turnamen karenanya.
"Tidak boleh memberi instruksi ketika kok dimainkan. Saya tidak mau itu terjadi di lapangan saya," keluh wasit lapangan kepada wasit turnamen.
"Pelatih Jepang melakukannya dan itu tidak adil," imbuhnya.
Sejak saat itu wasit lapangan berjaga di belakang Nakashima untuk memastikan pelanggaran tidak terjadi lagi.
Bukan kali ini saja Nakashima membuat masalah dengan aksi curi-curi kesempatan.
Pada bulan Mei lalu di perempat final Malaysia Masters 2023, legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky, dibuat mencak-mencak saat mengalaminya sendiri.
Ini terjadi ketika Rexy mendampingi ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, saat menghadapi jawara Jepang lainnya, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Pria yang menjabat sebagai direktur kepelatihan ganda Malaysia berdebat dengan wasit turnamen karena ulah Nakashima membuat laga tersendat.
Wasit lapangan sempat menghentikan reli yang sedang berjalan dengan sengit gegara Nakashima ketahuan memberi arahan kepada Fukushima/Hirota.
Padahal pertandingan sudah berlangsung terlalu lama hingga baru selesai setelah 1 jam 51 menit, hampir 2 jam, untuk kemenangan Tan/Thinaah.
"Wasit bersikeras bahwa pelatih Jepang telah melanggar aturan karena berkomunikasi dengan pemainnya," erang Rexy seperti dikutip dari New Straits Times.
"Hal itu seharusnya tidak terjadi karena reli yang begitu intens dengan kedua pasangan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan satu poin."
"Saya belum pernah mengalami hal seperti itu sebagai pemain. Namun bagi saya, itu tidak bisa diterima."
Adapun kali ini, kritik dilontarkan oleh mantan pebulu tangkis Denmark, Jim Laugesen, yang kini menjadi pundit bagi TV2.
Tak tanggung-tanggung, Laugesen menyebut Nakashima sebagai "penipu yang terkenal" karena telah berulang kali melihat aksi yang serupa.
"Sangat tidak simpatik untuk duduk di lapangan dan menjadi hakim garis bagi para pemain," sindir juara Denmark Open satu kali itu.
"Dia memiliki pengaruh langsung ke permainan, memutuskan apakah bolanya masuk atau keluar. Saya menganggapnya sebagai kecurangan."
Nakashima, yang berjasa membawa Jepang menjadi kekuatan besar di sektor ganda putri, menolak diwawancara setelah pertandingan.
Sementara Matsumoto dan Nagahara hanya sebatas mengakui bahwa mereka mendengar Nakashima berbicara saat pertandingan berjalan.
Lebih lanjut, pasangan juara dunia dua kali in membeberkan bahwa kalimat pelatih biasanya lebih soal taktik daripada mengomentari situasi tertentu.
Adapun Ana/Tiwi lebih fokus dengan permainan mereka sendiri.
Mengenai kekalahan tipis dari Matsumoto/Nagahara, ganda putri peringkat 18 dunia ini menyesali kesalahan-kesalahan yang mereka buat.
Finalis Taipei Open 2023 itu berharap bisa lebih baik saat menghadapi situasi menang angin yang mereka alami saat gim kedua dan setelah interval gim ketiga.
Ana/Tiwi mengungguli Matsumoto/Nagahara di sisi lapangan lainnya. Pada gim ketiga pun mereka unggul 11-10 sebelum bertukar sisi untuk terakhir kalinya.
"Kami memang tidak ingin reli-reli terus mainnya, kami mau cari poin," ujar Ana dalam keterangan resmi dari PBSI.
"Hanya saja posisinya kadang kurang pas jadi pengembalian-pengembalian bolanya kurang akurat."
"Memang agak menang angin. Kami sudah mengantisipasinya tapi suka kurang kontrol tenaganya, jadi pengembalian kami seringkali melebar," ucap Tiwi menambahkan.
Ana/Tiwi mencoba mengambil sisi positif bahwa permainan mereka sudah meningkat.
"Kami merasa perkembangan kami ada kenaikan, dari cara bermain kami sudah bisa tahu mau memakai pola apa di lapangan," ujar Ana.
"Tentunya kami terus berusaha untuk lebih baik lagi."
Baca Juga: Denmark Open 2023 - Kunci Fikri/Bagas Tumbangkan Fajar/Rian, Komunikasi dan Tambah Kadar Semangat
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Nst.com.my, Sport.tv2.dk |
Komentar