Sementara itu, bakatnya yang terpendam perlahan mulai terlihat, tetapi di saat bersamaan kursinya di Gresini sudah dipastikan terebut oleh Marc Marquez pada musim depan.
"Merupakan suatu kehormatan untuk mengendarai Ducati di MotoGP," kata Diggia dikutip BolaSport.com dari The Race.
"Ini adalah mesin yang luar biasa, sangat cepat, dan memiliki banyak potensi untuk melakukan hal-hal hebat. Seperti yang Anda lihat, kami bertiga berada di podium dan seringkali Ducati menjadi yang teratas di kelasnya."
"Sungguh luar biasa bagi saya untuk belajar dari orang-orang ini. Memiliki kemungkinan untuk membandingkan data Anda dengan data mereka memberi Anda peluang luar biasa untuk berkembang, belajar, dan meningkatkan diri."
"Dari sisi saya sendiri, ini tidak mudah karena saya memiliki Ducati yang sama dengan Pecco (Bagnaia) dan Anda harus menang seperti dia."
"Tetapi ini adalah sebuah proses. Bagian dari proses tersebut adalah memahami, mengalami kegagalan, tidak melakukan pekerjaan dengan baik, dan kemudian melakukan pekerjaan dengan baik dan menjadi lebih baik," tuturnya.
Tekad Diggia setelah meraih podium pertamanya di kelas premier sejak debut pada musim lalu, untuk meningkatkan hasil balapannya, kini semakin bertambah.
Apalagi ia berharap masih bisa bertahan di ajang MotoGP pada musim depan setelah terdepak dari timnya sendiri, yang telah memilik Marc Marquez.
Diggia ingin membuktikan dan 'balas dendam' terhadap keadaan yang sekarang dia hadapi dengan cara yang elegan.
Sehingga, hasil-hasil bagus itu yang akan menjadi modalnya untuk mendapatkan tempat di tim lain. Dalam hal ini, Diggia tak memungkiri bahwa ia mengincar kursi Repsol Honda yang masih lowong.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The-race.com |
Komentar