BOLASPORT.COM - Ducati mungkin mencetak rekor pada MotoGP musim ini dengan menempatkan enam pembalap yang menggunakan motor pabrikan asal Italia itu di jajaran 10 besar dalam klasemen MotoGP 2023.
Tetapi, Marc Marquez (Repsol) mengakui bahwa dia masih ragu dengan kepindahannya ke Gresini sampai dia mencoba motornya.
Balapan MotoGP Australia 2023 menandai keenam kalinya musim ini bagi pembalap Ducati mengisi ketiga tempat di podium, dipimpin oleh kemenangan perdana untuk Johann Zarco (Prima Pramac).
Kemenangan pembalap Prancis itu juga menjadi yang ke-13 (dari 16 GP) bagi Ducati tahun ini.
Hal ini menjadi sebuah rekor baru bagi pabrikan Bologna itu. Dibantu oleh delapan motornya di grid, Ducati mencatatkan 42 balapan GP berturut-turut dengan setidaknya satu pembalap naik podium.
Fabio di Giannantonio, pembalap yang digantikan Marquez di Gresini tahun depan juga merayakan podium MotoGP pertamanya pada balapan utama MotoGP Australia 2023.
Terlepas dari statistik tersebut, juara dunia delapan kali Marquez, yang baru satu kali naik podium besama Repsol Honda musim ini pada MotoGP Jepang menegaskan bahwa dia akan memiliki keraguan sampai dia mencoba Desmosedici sendiri.
"Kau tak pernah tahu. Namun, kini saya masih ragu. Saya akan ragu sampai saya mencoba motornya. Tetapi, ini normal. Itu keputusan besar," kata Marquez dilansir dari Crash.
Marquez akan meninggalkan kontrak HRC (Honda Racing Corporation) yang bernilai besar satu tahun lebih awal untuk mengendarai Ducati yang berusia satu tahun bersama saudaranya, Alex Marquez musim depan.
"Ketika Anda melakukannya, Anda yakin tentu saja, tetapi ada tanda tanya dan keraguan di kepala Anda," aku Marquez.
"Anda berpikir, mungkin 11 tahun mengendarai satu jenis motor, saya harus menyesuaikan banyak hal pada gaya berkendara saya untuk beradaptasi," ujar pembalap 30 tahun itu.
"Semua hal ini, tidaklah mudah."
Pembalap Spanyol itu belum pernah menang selama lebih dari dua tahun. Dia juga tidak meremehkan kecepatan para pembalap Ducati saat ini, termasuk pemimpin klasemen, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
"Pembalap Ducati saat ini super cepat. Martin sangat cepat. Bagnaia super cepat," ujarnya.
"Tetapi saat ini saya berkonsentrasi penuh pada motor (Honda) saya."
Marquez menjadi pebalap Honda teratas dengan finis di posisi ke-15 di Phillip Island.
Dia menepis anggapan bahwa mengingat bentuk motornya saat ini, ia sebaiknya 'berlayar' selama acara terakhir karir RCV-nya.
"Saya akan menjaga intensitas karena itulah caranya. Saya tidak ingin berlayar. Saya tidak akan memacu moor jika saya tidak merasa aman," tutur Marquez.
"Tetapi, jika saya merasa aman saya perlu memacu motor lebih cepat karena dengan begitu aya menjaga intensitas," kata Marquez.
"Jika Anda bersantai selama empat balapan, lalu Anda melompat ke motor lain, itu lebih baik, tapi tubuh Anda belum siap. Saya akan tetap semangat dan saya katakan kepada tim Jepang bahwa saya akan terus berusaha dan terus memberikan semua upaya terbaik saya."
"Pada sesi kualifikas jika saya perlu mencari slipstream, saya akan mencari slipstream. Jika dalam balapan saya perlu mengambil risiko dan memilih opsi ban lunak seperti di Phillip Island, saya akan melakukannya."
"Itu adalah mentalitas saya. Saya tidak bisa menghadapi balapan dengan mentalitas lain," ucap Marquez.
Pertaruhan ban lunak telah membawa Marquez ke ambang kemenangan di Phillip Island musim lalu.
Namun, peningkatan kecepatan tidak cukup untuk mengatasi kurangnya cengkeraman belakang Honda kali ini.
"Ini adalah balapan. Tahun demi tahun mereka semakin membaik. Balapan kali ini 10 detik lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Dan terutama balapan paruh pertama," ujar Marquez.
"Ini adalah trek yang sesuai dengan gaya berkendara saya, namun saya sedikit kesulitan seperti di Sachsenring karena kami tidak memiliki grip yang kuat," tutur Marquez.
"Kami tidak memiliki daya cengkeram saat bersandar. Saya kalah di sana," ujar Marquez.
Baca Juga: Honda Tebar Ancaman meski Senang jika Marc Marquez Jadi Juara Dunia Lagi
"Di trek seperti Motegi saya merasa lebih nyaman. Di Buriram, Malaysia, dan Qatar kami akan sangat menderita. Kami akan berusaha aman dan melewati balapan tersebut. Di Valencia, kami akan menjalani balapan terakhir kejuaraan."
Pada MotoGP Thailand di Sirkuit Buriram, Marquez Marquez meraih titel juara dunia MotoGP keenamnya pada 2019.
Hal itu terjadi sebelum penderitaan cedera lengannya dimulai pada 2020.
Marquez dan Gresini sedang menunggu izin resmi dari Honda untuk membiarkan #93 melakukan debut Desmosedici di tes pasca balapan Valencia bulan depan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar