BOLASPORT.COM - Direktur olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, berbicara tentang opsi gelar Juara Dunia MotoGP 2023 antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
Saat ini perebutan gelar juara dunia MotoGP 2023 telah mengerucut antara Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Martin (Prima Pramac).
Kondisi tersebut mulai terlihat setelah Bagnaia terjatuh pada MotoGP India 2023. Bagnaia yang semula unggul 66 poin semakin didekati Martin.
Martin bahkan sempat menyalip posisi Bagnaia sebagai pemimpin klasemen sementara MotoGP 2023 seusai sprint race MotoGP Indonesia 2023 meski akhirnya Bagnaia kembali merebut posisinya lagi.
Ciabatti dalam podcast Moto.it mengatakan bahwa merek Ducati telah hadir dan berada di posisi teratas.
Hal ini ditunjukkan oleh para pembalapnya di setiap balapan, bahkan gelar konstruktor sudah menjadi milik Ducati dan gelar pembalap juga meski masih harus dilihat siapa yang menjadi juara.
Apakah itu tim pabrikan Ducati atau tim satelit Ducati yang akan menjadi juara dunia tahun ini.
"Kami mengingat dengan baik momen-momen sulit. Namun, dalam beberapa tahun terakhir kami telah menuai hasil kerja yang dimulai pada pertengahan tahun 2014 dengan Desmosedici 2015," kata Ciabatti dilansir dari MotoSan.es.
"Kami dianggap sebagai motor referensi. Ini adalah motor yang hebat. Semuanya bekerja dengan baik."
"Bahkan mungkin kami tidak mengharapkan penguasaan teknis seperti itu yang sesuai dengan kesulitan pabrikan Jepang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya," ucap Ciabatti.
Mengetahui pertarungan yang terjadi saat ini antara 2 pembalapnya dan apa yang dikatakan tentang Ducati tidak akan membiarkan pebalap salah satu tim satelitnya memenangkan gelar Ciabatti dengan tegas menyangkal pernyataan ini.
"Ini membuat saya marah. Jika Ducati memiliki kekhawatiran ini, mereka tidak akan memberikan Martin material yang sama seperti Bagnaia," ujar Ciabatti.
"Saya mohon maaf karena masyarakat tidak percaya bahwa kedua pembalap tersebut memiliki materi teknis yang sama. Bagi kami, hanya satu moto yang berlaku. Semoga yang terbaik menang."
"Itu membuat saya marah karena menggunakan istilah yang elegan. Tidak benar bahwa kami tidak akan membiarkan tim satelit menang," ucap pria Italia itu.
"Jika Ducati mempunyai kekhawatiran seperti itu, Jorge Martín tidak akan mendapatkan sepeda motor dan evolusi yang sama seperti Bagnaia."
"Bahkan mengenai dugaan pilih kasih terhadap Pecco, saya merasa terganggu jika hal-hal tersebut dikatakan karena fakta menunjukkan bahwa hal tersebut tidak benar," aku Ciabatti."
"Namun. saya memahaminya karena jarang sekali pabrikan yang memiliki kebijakan seperti itu dengan begitu banyak kebebasan."
Martin mulai mendekati Bagania setelah meraih enam kemenangan dan posisi kedua dari tujuh balapan.
Meski penurunan posisi terdepan pada MotoGP Indonesia 2023 di Sirkuit Mandalika menghentikan tugas Martin, ia kembali mencatatkan waktu teratas selama latihan dan kualifikasi di Phillip Island.
Namun. pertaruhan ban lunak yang dilakukan Martin menjadi bumerang di lap terakhir MotoGP Australia ketika ia dibanjiri oleh para pengejar dan turun dari posisi pertama ke posisi kelima.
Posisi kedua bagi Bagnaia meningkatkan keunggulan gelarnya menjadi 27 poin menjelang MotoGP Thailand 2023 akhir pekan ini, yang akan diikuti oleh GP Malaysia, GP Qatar, dan putaran penutup pada GP Valencia.
Meski kesalahan yang dialami Martin mempengaruhi Bagnaia dalam dua balapan terakhir, pembalap yang akrab disapa Pecco mengindikasikan bahwa ia memiliki kecepatan menghadapi pembalap muda Spanyol itu di Buriram dan Sepang.
Baca Juga: French Open 2023 - Misi Sulit tapi Tak Mustahil Leo/Daniel Hadapi Pawang Baru Ganda Putra Indonesia
"Dua balapan berikutnya yang saya nantikan, di Thailand dan di Malaysia karena itu adalah sirkuit di mana saya sangat kuat," kata Bagnaia dilansir dari Crash.
"Dan semua sirkuit di mana tahun lalu saya kuat, tahun ini saya sangat kuat."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar