Doohan sependapat dengan Bayliss mengenai masalah yang ditimbulkan oleh motor.
"Martin sedang on fire saat ini, jadi kepercayaan dirinya semakin meningkat. Dia punya motor mirip Bagnaia, motornya sama, warnanya berbeda," ujarnya.
Tetapi, kesalahan Martin di Indonesia membuatnya menjadi pemimpin kejuaraan terpendek dalam sejarah MotoGP.
"Akan menarik untuk melihat siapa yang menangani Martin secara mental. Saya melihat saat dia jatuh (di Mandalika) dan itu bahkan bukan sebuah kesalahan," ucap Stoner.
"Suatu hal yang sangat disayangkan. Ada sedikit kotoran di ban. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Kejuaraan bisa sangat berbeda saat ini, namun Pecco mengambil alih dan kembali memimpin," ujar Stoner.
Dengan kejuaraan yang begitu ketat, juara dua kali MotoGP itu tak berani membuat prediksi.
"Anda tidak bisa memprediksinya, terutama saat ini. Tidak banyak orang yang tahu bagaimana rasanya memimpin kejuaraan hingga akhir."
"Dan akan menarik untuk melihat siapa yang menangani Martín secara mental. Saya pikir dia punya keunggulan, tetapi Bagnaia tidak mau melepaskan gelar juara yang diraihnya tahun lalu," kata Stoner.
Bagi Bayliss, kesetaraan ini positif dalam hal tontonan, namun ia yakin pertarungan gelar tidak begitu menyenangkan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar