BOLASPORT.COM - Insiden kontroversial mewarnai kekalahan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada perempat final French Open 2023.
Fajar/Rian harus mengakui keunggulan wakil Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, pada babak delapan besar di Glaz Arena, Rennes, Denmark, Jumat (28/10/2023).
Bertanding dalam waktu 38 menit, Fajar/Rian harus kembali takluk di hadapan musuh bebuyutan mereka dengan skor 18-21, 15-21.
Pertandingan sebenarnya dibuka dengan keunggulan Fajar/Rian.
Dengan segera juara All England Open 2023 tersebut membuka keunggulan besar di 5-1 sebelum memperlebarnya menjadi 7-2.
Sayangnya, sebuah peristiwa di luar nalar tampaknya telah mengganggu konsentrasi ganda putra andalan Indonesia ini.
Tidak ada angin dan tidak ada hujan, wasit lapangan alias umpire berteriak "fault" saat reli tiga pukulan berlangsung.
Raut wajah bingung diperlihatkan Astrup yang tidak merasa ada masalah dengan servis rekannya. Hakim servis duduk anteng dan tidak memberi sinyal apapun.
Sedangkan Fajar/Rian tidak ambil pusing. Kalaupun servis Rasmussen tidak dinyatakan melanggar, pengembalian Astrup juga keluar sehingga sama saja.
Akan tetapi, betapa kagetnya Fajar/Rian karena ketika hendak melakukan servis mereka diminta untuk memberi bola ke lawan.
Fajar/Rian bingung, lawannya juga bingung. Namun, umpire tetap kekeh dengan menyatakan poin jatuh ke tangan pasangan Denmark.
FajRi sempat mencoba untuk memberi argumen, mulai dari meminta penjelasan dari hakim servis sampai mengangkat raket.
Setelah itu, wasit turnamen masuk ke lapangan untuk berdiskusi dengan umpire yang sayangnya tidak terdengar karena umpire menutup microfon di tubuhnya.
Kepala pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, kemudian memberikan pembelaan dengan berbicara kepada wasit turnamen yang keluar lapangan sambil garuk-garuk kepala.
Apes, tidak ada perubahan apapun. Poin yang tidak jelas itu tetap jatuh ke tangan wakil Denmark sehingga skor berubah menjadi 7-5.
Komentator resmi untuk BWF, Gillian Clark, yang juga bingung, lantas melempar kemungkinan bahwa terjadi double hit.
Sayangnya, tidak cukup bukti bahwa return serve dari Fajar dua kali mengenai kok. Clark sendiri tidak yakin dengan itu.
Sementara dugaan lain adalah umpire mengira kok menyentuh raket Fajar atau Rian karena berkata fault tepat sebelum bola keluar.
Penjelasan ini lebih tidak masuk akal karena raket Fajar maupun Rian sama sekali tidak kena kok karena sudah menebak bola akan keluar.
Pada akhirnya, satu poin itu menjadi perdebatan panas.
Astrup/Rasmussen yang mendapat angka cuma-cuma ini memanfaatkannya untuk berusaha membalikkan keadaan.
Runner-up Kejuaraan Dunia tersebut tidak butuh waktu lama untuk menyamakan skor setelah melakukannya pada 8-8.
Permainan Astrup/Rasmussen menjadi lebih solid daripada Fajar/Rian yang kemudian lebih sering membuat kesalahan sendiri.
Astrup/Rasmussen membalikkan keadaan pada 13-12 sebelum membuka keunggulan pada 15-12 dan mempertahankannya hingga gim pertama selesai.
Pada gim kedua Fajar/Rian mencoba untuk melawan walau tertinggal.
Akan tetapi, Astrup/Rasmussen cukup cerdik dalam menciptakan peluang untuk menyerang. Di sisi lain, Fajar/Rian kurang tajam saat mendapat kesempatan yang sama.
Fajar/Rian akhirnya selalu tertinggal kendati selisih poin dengan Astrup/Rasmussen selalu rapat sampai skor 14-15.
Petaka Fajar/Rian datang sesudahnya karena kehilangan lima poin beruntun yang mengubah skor dari 15-14 menjadi match point 20-15.
Hanya bisa membalas satu poin di sisa pertandingan, Fajar/Rian harus rela tersingkir karena pengembalian yang keluar.
Hasil ini membuat Fajar/Rian belum bisa membalas kekalahan mereka dari Astrup/Rasmussen.
Astrup/Rasmussen, yang baru saja mengambil julukan The Daddies ala Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan karena sama-sama punya momongan, baru sekali kalah dalam rekor pertemuan.
Kampiun Hong Kong Open tersebut telah menang 3 kali atas Fajar/Rian. Sedangkan, satu-satunya pembalasan Fajar/Rian terjadi pada 2020 silam di Indonesia Masters.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar