Momentum tersebut dimanfaatkan Jonatan. Ia berhasil sedikit demi sedikit merapatkan skor hingga berbalik memimpin 13-12.
Pergerakan kaki Li semakin berubah lebih lambat. Kondisi fisiknya mulai terlihat terkuras dalam menjalani laga bak karet yang telah berjalan lebih dari 43 menit.
Jonatan terus memimpin hingga 17-13.
Li benar-benar terlihat seperti habis bensin, ia kesulitan meladeni reli dari Jonatan yang akhirnya berhasil merebut gim kedua dengan skor 21-15.
Pada gim ketiga, Jonatan dan Li sama-sama ketat sampai 11-10 Jonatan memimpin.
Sempat terjadi insiden ketika Li terpeleset saat hendak mengambil pengembalian dari Jonatan dan dia meminta perawatan medis, dalam kedudukan 15-11 untuk keunggulan Jojo.
Beruntung tidak terjadi cedera serius padanya, ia tetap kembali melanjutkan laga.
Namun selain kondisi fisik yang menurun drastis serta insiden terpeleset, kepercayaan diri Li juga ikut memudar hingga banyak melakukan eror. Jonatan berhasil memanfaatkan hal tersebut hingga mengunci kemenangan 21-14.
Dengan demikian, Jonatan berhasil mengukir sejarah baru sebagai tunggal putra Indonesia kedua yang menjadi juara di French Open setelah terakhir kali Taufik Hidayat meraihnya pada tahun 2010.
Gelar juara ini juga sekaligus menjadi gelar BWF World Tour tertinggi yang diraih Jonatan setelah sebelumnya selalu sulit meraih juara di level Super 500 ke atas.
Yang tak kalah penting, Jonatan turut membalaskan dendam Anthony Sinisuka Ginting yang dikalahkan Li Shi Feng pada babak perempat final Jumat lalu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar