Dengan Nishimoto, Jonatan punya rekor seimbang sebelum French Open 2023 dengan rekor 8 kemenangan dan 8 kekalahan dengan 2 di antaranya terjadi tahun ini.
"Setelah dua turnamen kalah babak pertama dari Chou Tien Chen, yang benar-benar penuh tekanan sekali," ungkap Jonatan.
"Di sini babak pertama saya harus menghadapi Nishimoto yang kita tahu, saya tidak pernah mudah melawan dia. Tapi semua bisa saya lewati sampai hari ini. Bersyukur sekali."
Kepercayaan diri Jonatan kian bertumbuh. Jelang laga final, sebuah keyakinan untuk menjadi juara bahkan terlontar dari mulutnya.
Kepada BWF Badminton.com, Jonatan membeberkan niatnya untuk membalas kekalahannya dari jawara badminton China, Chen Long, pada final French Open 2019.
"Saya menginginkan hasil berbeda kali ini. Kemudian turnamennya dulu berlangsung di Paris dan sekarang di Rennes, jadi siapa tahu," ujar Jonatan.
Kalimat itu diangkat kembali oleh Jonatan setelah mengalahkan Li Shi Feng, suksesor Chen Long sebagai tunggal putra nomor satu China kendati kecolongan pada gim pertama.
"Saya sudah bilang bahwa saya menginginkan hasil yang berbeda dari final French Open terakhir saya dan di sinilah kita sekarang," tukas Jonatan.
"Saya sangat senang. Ini adalah sebuah kemenangan yang sangat penting bagi saya. Saya ingin berterima kasih kepada pelatih, teman, dan suporter saya. Ini untuk kalian."
Dan Jonatan kembali membawa pergumulannya dengan dirinya sendiri.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com, PBSI.id |
Komentar