Sedangkan Gia dianugerahi pengakuan tinggi dalam kemenangan Red Sparks atas Suwon Hyundai E&C Hillstate (3-0) dan Gwangju Peppers Saving Banks AI Peppers (3-0).
Saking besarnya dampak yang dibawa Mega dan Gia, pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, lebih fokus untuk mengurus kinerja para setter.
"Setter adalah tantangan terbesar kami musim ini," aku Ko setelah kekalahan 0-3 dari Gimcheon Korea Expressway Hi-Pass pada 2 November lalu.
"Kekuatan serangan Mega dan Gia sangat sempurna. Para setter harus banyak berpikir dan mempersiapkan diri."
Bagi Mega dan Gia, peran penting di dalam tim di sisi lain tentunya bisa menjadi bumerang saat ego pribadi mulai berbicara.
Kasus perseteruan antara rekan setim memang tidak hanya sekali terjadi di dunia olahraga di mana kecemburuan menjadi salah satu faktor yang bisa menimbulkan percikan api.
Dalam kasus Mega dan Gia, hitter asal Amerika Serikat itu juga harus mengalami masifnya suara dukungan bagi Megatron yang datang dari negara dengan basis penggemar voli yang fanatik.
Pun dari publik Negeri Ginseng sendiri, Mega lebih disorot karena penampilannya yang unik. Mega menjadi pemain Liga Voli Korea pertama yang mengenakan hijab saat bertanding.
Untungnya, Gia menepis potensi kecemburuan saat menerima penghargaan sebagai MVP pasca-laga kontra AI Peppers Savings Bank dalam di Gwangju, Korea Selatan, Minggu (5/11/2023).
"Saya tidak pernah merasa dibanding-bandingkan dengan Mega," ujar Gia dalam wawancara pasca-laga dengan KBSN Sports.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | osen, kbsnews |
Komentar