"Untuk mendapatkan lisensi klub AFC, mereka harus punya akademi, lapangan latihan khusus untuk akademi, punya pelatih yang berlisensi, hingga direktur akademi," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, opsi kedua ialah membuat program jangka panjang seperti ketika era PSSI berada di bawah kepemimpinan Kardono (1983-1991).
Hanafing mengatakan, program pembinaan jangka panjang ini sudah dilakukan oleh beberapa negara tetangga, mulai dari Vietnam, Malaysia, hingga Jepang.
"Jadi setelah Piala Dunia U-17 2023, anak-anak ini jangan dibiarkan untuk kembali ke klubnya masing-masing," ujar Hanafing.
"Kalau klubnya bagus seperti akademi Persib Bandung, ya tidak masalah."
"Namun, kalau klubnya tidak berkualitas, nanti jadi persoalan."
Baca Juga: Rekor Shin Tae-yong Lawan Negara Asia Barat, Bisa Bawa Timnas Indonesia Menang Lawan Irak?
"Salah satu contohnya ialah Timnas U-19 Indonesia era Evan Dimas. Setelah juara Piala AFF U-19 2013, mereka terpecah-pecah."
"Ada yang bermain di Liga 3, itu pasti turun performanya. Sebab, model kompetisinya sangat instan," lanjutnya.
Oleh karena itu, pria yang juga berstatus sebagai Instruktur Pelatih PSSI ini berharap, para pemain Timnas U-17 Indonesia bisa melanjutkan program pembinaan dengan sistem yang lebih tertata.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar