Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bos PSIS Semarang Beberkan Tiga Faktor Yang Menyebabkan Timnas Indonesia Sulit Berprestasi

By Sasongko Dwi Saputro - Jumat, 17 November 2023 | 18:02 WIB
CEO PSIS Semarang Sekaligus Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi saat menghadiri konferensi pers Piala Dunia U-17 2023, di Hotel Solia Zigna, Solo, Jumat (12/11/2023).
BAGAS REZA MURTI/BOLASPORT.COM
CEO PSIS Semarang Sekaligus Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi saat menghadiri konferensi pers Piala Dunia U-17 2023, di Hotel Solia Zigna, Solo, Jumat (12/11/2023).

BOLASPORT.COM - CEO PSIS Semarang, A.S Sukawijaya atau Yoyok Sukawi menyebut tiga faktor yang menyebabkan Timnas Indonesia susah berprestasi.

Pernyataan tersebut disampaikan saat menghadiri jumpa pers yang diselenggarakan oleh Media Center Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna, Solo, Jumat (17/11/2023) siang WIB.

Timnas Indonesia masih kesulitan untuk berbicara banyak di turnamen internasional.

Trofi terakhir yang sukses didapatkan Skuad Garuda pada ajang resmi adalah medali emas SEA Games 1991 di Filipina.

CEO PSIS Semarang tersebut menyebut bahwa Indonesia tidak memiliki banyak stok talenta yang terlibat dalam sepak bola.

Untuk negara berpenduduk 270 juta, pelaku sepak bola Indonesia sendiri kurang dari 100.000 orang.

"Ini Indonesia penduduknya 270 juta, 11 orang aja nggak bisa dapat yang bagus kalau dibanding Jepang yang penduduknya nggak sampai 50 juta tapi dia pemainnya bagus-bagus," ujar Yoyok Sukawi.

"Tapi nampaknya setelah data itu kita buka, kita inventaris dan ini mulai dilakukan di masa kepemimpinan Iwan Bule."

Baca Juga: Yoyok Sukawi Beri Bocoran PSIS Semarang Dapatkan Satu Pemain Timnas U-17 Indonesia yang Berlaga di Piala Dunia U-17 2023

"Di Indonesia itu memang penduduknya 270 juta, tapi pelaku sepak bola, nggak sampai 100.000, dalam arti anak usia dini usia kecil, 8, 10, 12,  sampai senior sampai pemain timnas, pemain profesional, tidak sampai 100 ribu."

"Mari kita balik dengan kalau kita ambil Belanda. Belanda itu penduduknya enggak sampai 30 juta, tapi pelaku sepak bolanya lebih dari 2 juta, kita sepersepuluhnya saja tidak ada."

"Berarti inilah Kenapa kok kita itu sulit mencari pemain bertalenta, tidak dengan yang ada di sana."

"Indonesia itu sebenarnya masih terlalu sedikit orang yang bermain bola makanya kita nggak bisa bersaing dengan di level ASEAN saja kesulitan karena rasionya terlalu kecil," lanjutnya.

Faktor kedua adalah sedikitnya pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri.

Berdasarkan data saat ini saja, ada delapan pemain dari skuad Timnas Indonesia yang memutuskan untuk abroad.

Sementara menurut Yoyok Sukawi, Thailand dan Malaysia sendiri banyak pemainnya yang pernah menimba ilmu di luar negeri.

"Pemain Indonesia yang menimba ilmu di luar negeri atau abroad masih terlalu sedikit," ujar Yoyok Sukawi.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - PSIS Mundur Setelah Borneo FC Minta Taufany Ditukar Gali Freitas, Pemain Persija Masuk Daftar Buruan

"Thailand itu hampir pemain timnasnya semua tingkatan, 90% sudah aboard di Eropa, Jepang, dan Korea."

"Kalau kita yang abroad bisa dihitung. Di level U-23 ada Asnawi, Witan, Witan saja tidak betah dan pulang. Terus akhirnya kita naturalisasi."

"Mereka (Thailand)? Tidak, mereka banyak sekali pemain abroad. Bahkan saat PSIS memanggil klub Malaysia, Selangor dan main lawan mereka, ternyata kualitasnya diatas kita."

"Kok anak kecil mainnya bagus banget, ternyata pernah di Jepang pak Liga 2, ini Korea, ini Eropa pak," lanjutnya.

Faktor terakhir yang membuat Timnas Indonesia gagal berbicara banyak di turnamen internasional adalah penyakit star syndrome.

Menurutnya, para pemain Indonesia mulai berusia 23-25 tahun mulai fokus untuk membangun keluarga, sehingga tidak berfokus ke sepak bola sepenuhnya.

"Kalau anak-anak usia 23 25 di Indonesia itu, begitu pemain itu sukses, sudah dikontrak cukup besar sama klub. biasanya kalau di Indonesia itu anak-anak ini berubah bertransformasi menjadi pemimpin keluarga," ujar Yoyok Sukawi.

"Itu kalau saya sebut star syndrome. Jadi, begitu dia top ketika dikontrak PSIS, dengan yang tadinya gajinya 5 juta begitu masuk Timnas besok gajinya jadi 150 juta."

Baca Juga: Fernando Valente Hormati Pilihan Evan Dimas Pergi Dari Arema FC

"Ini anak ini jadi kepala keluarga, bahkan di desanya bisa seperti kepala desa, dia itu diagung-agungkan sebagai pejuang, ini yang membuat konsentrasi pemain jadi terpecah."

"Kalau di luar negeri yang berhasil-berhasil itu anak-anak usia 23 25 itu rata-rata begitu suruh konsentrasi main bola. Nggak boleh ya berpikir lain, apalagi nikah."

"Ada yang sesudah nikah performanya turun. Habis latihan tidur, habis itu nemenin istrinya jalan-jalan. Malamnya, Istrinya minta ditemenin lagi sampai subuh. Habis itu nanti latihan lagi, lelaki mana ya enggak lelah kalau begitu. Itu fakta," tutupnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

REKOMENDASI HARI INI

Maarten Paes Hanya Butuh 3 Hari Belajar Indonesia Raya, Paling Keras Teriak Saat Timnas Indonesia Vs China

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Newcastle
11
18
10
Fulham
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
12
16
10
Empoli
12
15
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136