"Saya terancam jatuh di setiap tikungan. Saya mencoba untuk tetap tenang, tapi itu tidak mudah."
"Lalu saya menyadari ada yang tidak beres dan dengan ban normal saya bisa kencang. Itu sulit, tapi saya senang bisa berada di Q2," tambahnya.
Masalah ban itu bahkan bukan hanya salah satu, tetapi di kedua ban di depan dan belakang.
Martin bahkan sempat tertinggal sampai 3,387 detik dari posisi tercepat di sesi tersebut dan sempat terdampar di posisi ke-22.
Laju bencana yang dialami Martin mau tak mau harus membuatnya menurunkan ego untuk melihat perbandingan data dari garasi lain sesama Ducati.
Sebelumnya, kebijakan yang diterapkan skuad Si Merah Borgo Panigale ini sudah diiyakan oleh Francesco Bagnaia yang tidak keberatan untuk berbagi data dengan sesama penunggang Desmosedici GP.
Namun saat itu Martin tidak mendukung hal tersebut.
Kini setelah apa yang ia alami pada sesi latihan di Qatar, apalagi setiap sesi bergulir di malam hari, membuat dia ingin melihat data pembalap Ducati yang lain.
"Saya tidak punya referensi, tidak ada dialog. Sangat menuntut mental untuk memahami bagaimana mencapai batas dalam dua putaran. Saya belum mencapai batasnya di posisi ketujuh, namun saya sudah cukup dekat. Itu memberi saya kepercayaan diri," kata Martin.
"Saya juga berpikir saya menanganinya dengan cara yang sangat matang untuk tidak membuat kesalahan dalam situasi ini dan mendapatkan putaran yang cepat."
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar