Dalam kondisi ini, dia terus memberikan semangat pada anak asuhnya agar bisa bangkit.
Semua pemain larut dalam kesedihan setelah gagal mengunci tiket ke babak 16 besar.
Namun, mereka masih memiliki keyakinan bisa lolos sambil melihat hasil pertandingan grup lain.
"Siapa yang tahu? Mungkin kami akan memainkan satu pertandingan lagi."
"Itu akan membantu para pemain kami untuk melupakan perasaan ini sekarang, mengingat beberapa dari mereka tidak dapat menahan air mata kekecewaan mereka."
"Saya memang pelatih mereka, tapi terkadang saya harus menjadi seorang ayah atau teman bagi mereka," ujarnya.
Baca Juga: Timnas U-17 Indonesia Tetap Gelar Latihan, Jaga-jaga Bisa Lolos ke 16 Besar Piala Dunia U-17 2023
Bima menilai bahwa bisa mendapatkan poin di Piala Dunia adalah sesuatu yang spesial.
Melawan Ekuador, Panama, dan Maroko yang sudah beberapa kali lolos ke Piala Dunia senior jadi pengalaman berharga.
Saat ini kegembiraan bermain di Piala Dunia harus dilanjutkan dengan pembinaan sepak bola Indonesia ke arah lebih baik.
"Ini adalah pertama kalinya kami bermain di turnamen sebesar ini. Ini sangat penting bagi sepak bola Indonesia."
"Kami bertanding melawan tiga negara yang pernah bermain di Piala Dunia di level senior dan juga Piala Dunia di level usia muda."
"Saya harap kami bisa menggunakan pengalaman ini untuk berkembang."
"Idenya adalah agar sepak bola di Indonesia berkembang, bersama-sama," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | FIFA.com |
Komentar