"Saya sudah mencoba, tetapi Fabio lebih cepat daripada saya hari ini."
"Setelah kejadian menakutkan itu, di dua lap terakhir saya hanya berpikir untuk finis," sambung Bagnaia melanjutkan.
Dengan jarak 21 poin, Bagnaia hanya perlu finis tiga besar saat balapan terakhir MotoGP Valencia untuk mengunci gelar juara.
Mengamankan podium di balapan utama seharusnya realistis bagi Bagnaia mengingat konsistensi apik yang ditunjukkannya musim ini.
Dalam 19 balapan utama yang sudah dijalani musim ini, cuma lima kali Bagnaia gagal podium dan semuanya terjadi karena gagal finis atau terjatuh.
Meski peluangnya terbuka, Bagnaia tidak sepenuhnya senang.
Dia begitu mengharapkan kemenangan di MotoGP Qatar 2023 karena dapat memimpin balapan dari start sampai disalip Di Giannantonio pada lap ke-19.
Bagnaia memang sudah lama tidak merasakan kemenangan. Terakhir kali dia mengalaminya adalah saat seri MotoGP Indonesia pada 15 Oktober lalu.
Sementara dalam empat balapan berikutnya Bagnaia mentok menjadi runner-up.
Baginya, kemenangan tidak hanya berarti penting bagi kejuaraan tetapi juga untuk kepercayaan dirinya jelang panggung pamungkas.
"Hasil akhirnya jauh lebih baik daripada apa yang saya harapkan. Namun, sebuah kemenangan akan berarti banyak, tak hanya untuk kejuaraan tetapi untuk saya pribadi."
"Seperti yang saya bilang kemarin, terkadang kita memerlukan keberuntungan. Hari ini saya melakukan pekerjaan bagus, saya dapat mempertahankan pace yang luar biasa."
"Keunggulan 21 poin tidak cukup untuk membuat saya merasa tenang, akan tetapi saya tiba di Valencia di posisi sebaik mungkin," pungkasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar