Utamanya musim lalu, saat gerak-gerik melindungi pembalap utama diperlihatkan Ducati ketika Francesco Bagnaia berpeluang untuk mengakhiri paceklik gelar panjang selama 15 tahun.
Tidak hanya sekali petinggi tim Ducati berkunjung ke garasi tim satelit mereka saat balapan sedang berlangsung sehingga menimbulkan kecurigaan.
Baik Ducati maupun Bagnaia sudah berulang kali menepisnya, hanya saja rumor tidak sedap kadung tersebar.
Saat Mapping 8 diterima Di Giannantonio, dugaan yang terlintas adalah bahwa dia diminta untuk berhati-hati dengan Bagnaia yang masih berjuang untuk mempertahankan gelar.
Begitu muncul, raut wajah serius General Manager Ducati, Gigi Dall'Igna, dari dalam garasi disorot dalam siaran langsung MotoGP.
"Di Giannantonio datang, apakah dia sudah melihat dengan fokus penuh pesan mapping 8 di dasbor, apakah dia akan mematuhinya atau tidak," ujar komentator dalam siaran resmi MotoGP.
Di Giannantonio akhirnya menyalip Bagnaia di tiga lap tersisa untuk merebut kemenangan pertamanya di kelas para raja.
Setelah balapan, Di Giannantonio menjelaskan arti dari sinyal Mapping 8 yang diterimanya. Dan rupanya, tidak ada hubungannya dengan perintah untuk membantu Bagnaia.
"Tujuannya untuk membuat kalian bingung," ujar Di Giannantonio sambil tertawa saat ditanya dalam konferensi pers setelah balapan.
"Kami merancanakan balapannya dengan sangat spesifik, saya harus di posisi ini di beberapa lap pertama, merawat ban di tengah lomba."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar