Dalam balapan berikutnya yaitu MotoGP Australia, Diggia menaikkan daya tawar dengan mencetak podium pertamanya di kelas para raja setelah finis ketiga.
Secercah harapan berada di depan Diggia ketika dia kemudian dikait-kaitkan dengan satu kursi yang ditinggalkan Marc Marquez sendiri di Repsol Honda.
Sayangnya, perjuangan Diggia tak semulus yang dikira.
Honda disebut melirik kandidat lain dan kabarnya telah mencapai kesepakatan dengan Luca Marini dari tim Mooney VR46.
Setelah penampilan biasa saja dengan finis kesembilan pada balapan GP Thailand dan GP Malaysia, pembalap asal Roma kembali menunjukkan kualitasnya.
Pada seri MotoGP Qatar yang dihelat akhir pekan lalu, Diggia tampil impresif dengan finis kedua pada sprint dan mencetak kemenangan pada balapan.
Kemenangan Diggia makin dramatis karena diraih dengan mengalahkan juara bertahan sekaligus pembalap nomor satu Ducati yaitu Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Jika hanya melihat balapan utama, Diggia hanya kalah jumlah podium dari Bagnaia yang selalu finis tiga besar dalam lima seri terakhir sejak MotoGP Indonesia.
Sayangnya, hasil impresif ini masih belum memberi jaminan apapun tentang masa depannya di MotoGP.
Simpati kepada Diggia dikeluarkan oleh bos skuad Ducati sendiri yaitu Paolo Ciabatti.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com, Sport.sky.it |
Komentar