Sehingga taktik semacam apapun yang digunakan bahkan saat tim sudah berkumpul dan berdekatan sekali pun dirasa tak akan berguna untuk menyerang lawan.
Terlebih tensi tinggi yang selalu ditampilkan Irak di setiap pertandingannya, termasuk saat melawan Indonesia pada laga pertamanya.
Seakan membandingkan kinerja dua orang pelatih tersebut, dilnsir Bolasport.com dari media Vietnam Soha.vn, banyak kejutan semasa The Golden Star dipegang oleh Par Hang-seo.
Di bawah asuhan Park Hang-seo, Vietnam mampu mengimbangi permainan dari tim kuat sekali pun, terutama saat menang 1-0 atas UEA di Stadion My Dinh.
Alasan utamanya tentu di bawah pimpinan pelatih asal Korea itu Vietnam mampu mempunyai serangan balik yang sangat bagus.
Sehingga pemilihan pemain-pemain yang dilakukan coach Troussier belum begitu tepat untuk The Golden Star.
Perlu ditekankan menggunakan pemain muda adalah hal yang baik dan menerapkan gaya permainan terkontrol tidaklah buruk, namun di pertandingan besar seperti melawan Irak ini dirasa pilihan Troussier memaksa anak asuhnya.
Sehingga kesalahan pengambilan strategi inilah yang kemudian dijadikan bahan protes oleh seluruh pendukung Vietnam.
Bahkan mereka juga mengatakan bahwa kekalahan Vietnam atas Irak ini benar-benar layak terjadi dan merupakan peringatan keras bagi pelatih berusia 68 tahun itu.
Meskipun memang harus diakui taktik permainan sepak bola ala Eropa memang baik dan modern.
Akan tetapi Asia Tenggara masih wilayah dataran rendah dalam sepak bola kontinental dan levelnya masih sebatas V.League.
Sehingga coach Troussier dianggap tak lebih baik dari Park hang-seo dalam beberapa hal, baik secara keberuntungan maupun tentang strategi apa yang harus digunakan.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | Soha.vn |
Komentar