Martin hanya lebih pelan 0,147 detik dari pembalap tercepat dari Aprilia Racing, Maverick Vinales.
Dengan demikian, Bagnaia wajib habis-habisan demi mendapatkan posisi start terbaik dengan berjuang dari sesi kualifikasi 1 (Q1) terlebih dahulu.
Posisi dua pembalap tercatat pada Q1 menjadi harga mati bagi murid Valentino Rossi itu.
Bagnaia tak sendiri dalam mempertahankan gelarnya, pembalap Mooney VR46, Marco Bezzecchi turut memberikan dukungan penuh secara moril.
"Saya melihatnya (Pecco dan Martin) karena saya berada di dalam rombongan ketika saya keluar ke lintasan untuk melakukan 'time attack' terakhir," kata Bezzecchi kepada Motorsport dikutip BolaSport.com.
"Saya sebenarnya ingin melaju di depan dan melakukan tugas saya, tapi Pecco menyalip saya seperti binatang buas," kata Bez sambil tersenyum.
"Dan semua orang berada di belakangnya, termasuk Martin," ujarnya.
Bezzecchi kemudian menyikapi tindakan yang dilakukan Martin terhadap Bagnaia.
Baginya hal seperti itu wajar-wajar saja bagi pembalap yang bersaing untuk Kejuaraan Dunia. Apalagi Martin harus mengejar defisit 21 poin dari Bagnaia.
"Apa yang bisa Anda lakukan? Ini adalah hal-hal yang membuat Anda gelisah, tetapi di sisi lain, hal ini bisa saja terjadi," imbuh Bezzecchi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar