Menurut Rian, ekspektasinya tahun lalu hasilnya bagus. Jadi pola pikir terbawa secara tidak langsung.
"Kami jadi terbawa wah bisa main langsung pada Olimpiade. Tetapi, kami tidak tahu prosesnya dari awal saat Singapore Open, Malaysia Masters memang ada sedikit kendala pada babak pertama," tutur Rian.
"Jadi, kami agak sedikit goyang dan semakin kesini masih belum bisa mengembalikan ke mindset kami."
Untuk mengembalikan pola pikir positif, Rian mengatakan bahwa dia selalu memposiiskan diri selalu di bawah.
"Kami mulai lagi dari nol, kami bukan siapa-siapa, kami harus banyak evaluasi lagi. Masih banyak yang harus kami raih ke depan, mindsetnya harus diubah lagi, dan perlu kerja keras terus."
"Sama seperti All England tahun lalu, kami kalah pada babak pertama oleh temen sendiri, apalagi junior kami. Jadi, habis abis lepas dari situ, kami mencoba mengubah mindset," aku Rian.
"Tidak apa-apa kami kalah, tetapi setelah itu kami coba untuk fokus main lebih enjoy dan mudah-mudahan bisa jadi lebih baik."
"Tekanan pasti, tetapi saya pribadi ingin juara dan setiap orang prosesnya berbeda apalagi saya sempet ada kendala cedera di tangan, trus Fajar di pinggang. Mungkin kendalanya masing masing Kami sudah pengen usaha dan latihan keras, tetapi badan kami tidak mendukung susah juga."
"Walaupun kami sudah merawat, mencoba memulihkan kondisi, tetapi saat pertandingan dengan kondisi badan sakit, kami tudak bisa apa-apa," kata Rian.
Fajar yang sempat kambuh cedera pinggangnya sudah berlatih seperti biasa di pelatans.
"Fajar sudah bisa main bareng, sudah latihan lagi. Dari kemaren kondisinya sudah normal. Tetapi, mendekati kompetisi daripada nanti terlalu dipaksa malah sakit lagi jadi lebih banyak diam dulu. Kalau misalnya capek pasti terasa sakit lagi."
Enam wakil Indonesia yang akan bertanding pada BWF World Tour Finals akan berangkat ke Hangzhou, China pada Sabtu (9/12/2023) malam.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar