BOLASPORT.COM - Alex Marquez hampir menjadi pembalap tim Petronas Yamaha, tetapi akhirnya bergabung dengan MotoGP bersama Repsol Honda.
Hal ini terjadi pada musim 2019 ketika sang pebalap akhirnya ditahan oleh Yamaha untuk tim satelitnya.
Dalam film dokumenter yang dibuat oleh DAZN, saudaranya, Marc Marquez, berbicara tentang situasi ini.
"Larangan itu ditandatangani saat balapan di Sirkuit Brno. Republik Ceska. Pada 2019, Alex menandatangani kontrak dengan Petronas," kata Marc Marquez dilansir dari Motorsportscycle.
"Razlan (Razali, pemilik Petronas Yamaha saat itu) pemberani dan yang terpenting jujur. Dia menghargai Aex sebagai seorang pembalap tanpa berpikir bahwa hal ini dapat mengganggu pihak biru (Yamaha)," ucap Marquez.
Baca Juga: Pembalap Penguji Ducati Nilai Marc Marquez adalah Seseorang yang Bisa Dipelajari
"Entah kenapa, ketika namanya sampai di bengkel Yamaha, mereka memvetonya, bahkan saat menjadi tim satelit meski dia tidak menandatangani kontrak dengan Yamaha melainkan dengan Petronas."
Meski mengakui persaingannya dengan Yamaha dan Valentino Rossi, Marquez berpendapat bahwa hubungan harus dijaga secara terpisah.
"Lebih dari persaingan dengan Rossi, ada juga persaingan dengan Yamaha. Saya selalu bersaing dengan Yamaha, saya tidak pernah berbicara banyak dengan Lin Jarvis (Manajer tim Yamaha)," tutur Marquez.
"Sangat menyedihkan ketika hal-hal seperti ini terjadi di paddock karena saya percaya bahwa baik itu keluarga maupun teman, Anda harus memisahkan banyak hal."
"Saya mengatakan banyak teman di paddock berbicara tentang lebih banyak hal teknis daripada saya dan saudara laki-laki saya," ujar Marquez.
Pada 2018, Alex Marquez ingin naik ke kelas utama setelah kiprahnya di kelas Moto2 sudah memasuki tahun kelima.
Saat itu, beberapa tim sedang kosong, termasuk Petronas Yamaha SRT yang saat itu merupakan tim satelit Yamaha yang dipimpin Razlan Razali.
Dengan mentalitas sudah merajai kelas Moto2 membuat Alex semakin mantap untuk naik ke kelas premier.
Baca Juga: Kata Ducati soal Gaji Marc Marquez di Gresini: Kami Tidak Beri Satu Sen pun
"Tahun kelima di Moto2, saya dikritik karena hal itu," ucap Alex Marquez, dilansir dari laman Motosan.
"Saya ingin masuk ke MotoGP selama bertahun-tahun," tuturnya menambahkan.
Sebagai kepala tim Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali pun mengaku sudah membuat kesepakatan dengan juara dunia Moto2 2019 itu.
Akan tetapi, kesepatakan dengan rider bernomor 73 itu ditolak oleh Yamaha sebagai partner dan penyedia motor untuk Petronas SRT.
Hubungan antara Rossi dan pembalap Repsol Honda itu mencapai titik terendah saat menjalani GP Malaysia di Sirkuit Sepang.
Insiden Sepang Clash yang membuat Rossi mendapatkan hukuman menjadi penyebab Yamaha tak ingin menerima keluarga Marquez hingga kini.
Dengan riwayat tersebut membuat pabrikan asal Iwata, Jepang itu merasa tidak mungkin untuk memasukkan salah satu klan Marquez di garasi mereka.
"Yamaha mengatakan tidak ada anggota keluarga Marquez yang bisa mengendarai motor ini," ucap Razali menegaskan.
"Karena Marquez dan apa yang telah terjadi pada musim 2015, itu menjadi sesuatu yang personal bagi mereka," tuturnya menambahkan.
Pada akhirnya, Petronas Yamaha SRT memilih untuk merekrut Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli untuk menjadi pembalap mereka pada musim 2019.
Alex Marquez lalu melanjutkan kiprahnya dengan Marc VDS dan menjadi juara dunia Moto2 2019.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | motorcyclesports.net |
Komentar