BOLASPORT.COM - Lionel Scaloni masih membuka peluang untuk meninggalkan jabatannya sebagai pelatih Lionel Messi di timnas Argentina.
Kehidupan timnas Argentina tak lantas tenang meski telah menjadi juara Amerika Selatan dan dunia.
Tim Tango sedang direpotkan oleh persoalan masa depan Lionel Scaloni.
Usai Argentina menang 1-0 di kandang Brasil pada matchday keenam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL, Selasa (21/11/2023), pria berumur 45 tahun itu secara tiba-tiba mengindikasikan bakal mengundurkan diri.
Menurut desas-desus, keputusan Scaloni dipicu oleh konflik dengan Lionel Messi selaku kapten Albiceleste.
Mereka dikabarkan terlibat perselisihan dalam duel Brasil versus Argentina.
Sebelum kick-off, Messi menginstruksikan teman-teman setimnya untuk meninggalkan lapangan menyusul keributan di tribune Stadion Maracana.
Dari situlah konflik bermula. Scaloni geram karena Messi tidak bicara dengannya terlebih dahulu sebelum menyuruh para pemain melakukan aksi walkout.
Terkait isu pertengkaran dengan La Pulga, sang nakhoda mencoba mengesampingkan berbagai spekulasi.
"Dia (Messi) adalah kapten dan saya punya hubungan baik dengannya," tutur Scaloni seperti dikutip BolaSport.com dari El Grafico.
Scaloni pun mengaku masih mempertimbangkan apakah akan melanjutkan kontraknya di Argentina hingga 2026 atau pergi lebih cepat.
Walau belum tentu lanjut menukangi Tim Tango, Scaloni tetap menjalankan kewajiban untuk menghadiri pengundian Copa America 2024.
"Pada prinsipnya, saya di sini karena saya pelatih," kata mantan asisten pelatih Sevilla itu.
"Saya katakan setelah Brasil bahwa ini adalah momen pribadi untuk berpikir dan saya masih dalam hal itu, berpikir."
"Ini penting setelah semua yang telah dicapai. Kami harus memikirkan segala sesuatu yang akan terjadi dan melihat apa yang kami lakukan."
"Saya memikirkan momen yang sedang kami lalui. Penting untuk menghentikan bola dan berbicara. Tidak terjadi hal-hal aneh," ucap Scaloni.
Kisah Scaloni bersama timnas senior Argentina dimulai pada 2018 sebagai pelatih interim.
Awal perjalanan dia dalam menangani Messi dkk tidaklah mudah.
Bahkan penunjukkan Scaloni sempat menuai kritik dari legenda Argentina, Diego Maradona.
Sosok kelahiran Santa Fe itu dianggap bukan orang yang tepat untuk menangani krisis di Albiceleste lantaran minim pengalaman.
Copa America 2019 menandai turnamen debut Scaloni sebagai juru taktik Argentina.
Hasilnya, pasukan Negeri Tango finis di peringkat ketiga.
Scaloni baru bisa membuktikan diri sebagai pelatih hebat setelah membawa Argentina menjuarai Copa America 2021.
Dia semakin tersohor menyusul keberhasilan Argentina merengkuh titel Finalissima dan Piala Dunia 2022.
Berkat kesuksesan Argentina, Scaloni banjir penghargaan individu pada tahun lalu.
Scaloni merengkuh trofi pelatih terbaik dari FIFA dan IFFHS.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | elgrafico.mx |
Komentar