"Honda dan Yamaha memberi kami beberapa kelonggaran yang memungkinkan semua orang mengambil langkah maju," kata Ezpeleta dilansir dari MotoSan.
"Tidak ada yang ingat bahwa delapan Honda, delapan Yamaha, dan dua Suzuki pernah berlomba di sini. Dan Honda dan Yamaha-lah yang memberikan izin agar motor lain mendapat keuntungan dalam latihan dan hal lainnya."
"Itu memungkinkan Ducati terlebih dahulu, lalu Suzuki, dan kemudian yang lain untuk menaikkan levelnya," ucap pria 77 tahun itu.
Terlepas dari keterbatasan yang dihadapi merek asal Italia tersebut, mereka juga akan memiliki Juara Dunia delapan kali, Marquez, di antara barisan mereka.
Ezpeleta juga mengomentari perpisahannya dengan Repsol Honda setelah lebih dari satu dekade.
"Ini adalah langkah yang menjelaskan keinginan dia untuk menang lagi," ucap Ezpeleta.
Ezpeleta juga mengapresiasi manajemen, baik pembalap maupun pabrikan Jepang, setelah keputusan ini.
"Meski mendapat posisi nyaman di Honda, dia memutuskan untuk berubah. Banyak hal yang perlu ditonjolkan dalam gerakan ini," ujar Ezpeleta.
"Pertama, pemahaman Honda terhadap pria yang begitu baik kepada mereka. Seberapa baik dia berbicara dengan Honda dengan cara dia berbicara."
"Dan enjelasannya bahwa dia ada di sini untuk bekerja keras dan memenangkan semua yang dia bisa," ujarnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar