Keberadaan 8 pembalap yang tersebar ke dalam 4 tim makin memperkaya koleksi data untuk tujuan pengembangan motor hingga mencari setelan optimal untuk lomba.
Alhasil, bisa dibilang Ducati setidaknya punya delapan laboratorium berjalan (pembalap) setiap kali MotoGP menggelar akhir pekan lomba.
Selain itu tak hanya Ducati yang diuntungkan, para pembalap mereka juga mendapat manfaat yang sama untuk meningkatkan performa di lintasan.
Kebijakan berbagi data dari Ducati membuat Francesco Bagnaia dkk. bisa saling menganalisis teknik berkendara satu sama lain secara langsung.
"Jika Anda bertanya kepada saya sekarang, jawabannya adalah 'Ya, saya menginginkan tim ketiga'," sahut Beirer.
"Itu karena ada keuntungan dengan memiliki enam pembalap daripada hanya empat pembalap."
"Anda juga memiliki lebih banyak waktu di lintasan saat Grand Prix, Anda dapat membandingkan lebih banyak data."
Selain karena keuntungan dari sudut pandang teknis, Beirer mengincar tim ketiga di MotoGP juga karena maksud lain.
KTM ingin memiliki ruang lebih banyak untuk memberi promosi kepada pembalap binaan tanpa harus mengorbankan pembalap lama.
Musim lalu KTM dibuat pusing karena sang bocah ajaib Pedro Acosta menagih promosi sementara semua kursi di tim pabrikan dan satelit Tech3 sudah terisi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar