Tak hanya itu, Towel juga menyoroti soal keputusan yang diambil Shin Tae-yong.
Menurutnya Shin Tae-yong memilih Syahrul Trisna daripada Nadeo Argawinata juga dinilai kurang tepat.
Bahkan Towel menilai hal ini bisa membuat orang berfikir lain, karena keputusannya.
Hal ini karena Nadeo saat ini menjadi salah satu kiper tak tergantikan Borneo FC di Liga 1 ini.
Berbeda dengan Syahrul Trisna yang jarang dimainkan di Persikabo 1973.
Ia dengan tegas mengatakan bahwa sebenarnya dirinya ingin Shin Tae-yong lebih bijak dalam memilih pemain.
Tentu saja hal ini karena ia juga ingin melihat sepak bola Indonesia berprestasi.
Baca Juga: Demi Timnas Indonesia Lebih Baik, Setop Dikotomi Pemain Naturalisasi dan Lokal
“Pelatih yang menentukan program naturalisasi ini di saat bersamaan juga memutuskan Nasib Lilipaly dan Nadeo,” tutur Towel.
“Siapa kiper yang gak pernah membuat kesalahan? Alasan kenapa pilih Syahrul karena dia lebih tenang. Fair gak buat Nadeo? Belum tentu.”
“Jadi karena alasannya tidak jelas, sebagai pengamat saya berasumsi sebetulnya Shin Tae-yong cari alasan dari kebobolan lima gol di Irak itu salah Nadeo. Ini bahaya,” jelasnya.
“Saya ingin pelatih timnas itu lebih wise supaya gak ada dikotomi local pride atau anti naturalisasi. Apalagi dalam posisi saya gak ada urusan pribadi.”
“Saya pernah di PSSI, saya cinta PSSI tapi keburukannya saya tidak suka. Saya mau menempatkan semuanya di posisi yang proporsional dan objektif.”
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar