Apes, penampilan yang kurang stabil di tengah laga telah menjadi batu sandungan dan ini terlihat dalam laga terakhir.
Kekalahan 1-3 yang dialami Red Sparks dari GS Caltexx diwarnai hilangnya 12 poin beruntun pada set keempat yang membuat Megawati dkk. tertinggal jauh 9-19 dari semula unggul 9-7.
Di laga sebelumnya Red Sparks juga terkena 'comeback' lawan karena kalah walau sudah menang di dua set pertama dan mencetak match point di set ketiga.
Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, sampai kehabisan kata-kata karena tak cuma sekali anak asuhnya tiba-tiba banjir eror saat tertekan atau bahkan ketika sudah unggul jauh.
"Para pemain terlalu cemas dan tertekan. Kami mencoba untuk memperbaikanya, tapi itu sulit," keluh Ko Hee-jin soal masalah yang berlarut ini dilansir dari The Spike.
"Pemain harus melakukannya di lapangan. Para pelatih membantu sebaik mungkin, tetapi sulit karena ini selalu terjadi dalam pertandingan."
Petuah lama memang mengatakan bahwa manusia tempatnya salah. Namun, salah terus-terusan tentunya tidak diharapkan, apalagi dalam situasi menang atau kalah.
Rasa frustrasi turut diperlihatkan pelatih Pink Spiders, Marcello Abbondanza. Jika di laga terakhir Red Sparks kehilangan 25 poin karena eror, Pink Spiders hampir mengalaminya 30 kali!
"Pertandingan yang buruk," kata eks pelatih Fenerbahce itu setelah anak asuhnya mencetak 29 eror dalam satu laga saat kalah 1-3 dari Hyundai E&C, pesaing terdekat.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | KOVO.co.kr |
Komentar