Si Semut dari Cervera menutup kiprahnya bersama tim yang telah diperkuatnya selama 11 musim beruntun sejak debutnya di kelas para raja pada 2013.
Adapun tanda-tanda ketidakpuasan Marquez sudah terlihat pada awal tahun.
Eksprerimen yang dihadirkan Honda hingga hari-hari terakhir tes pramusim di Portimao, Portugal, pada 11-12 Maret gagal meyakinkan Marquez.
Marquez justru lebih memilih untuk fokus memaksimalkan material yang diterimanya saat Tes MotoGP Sepang pada 10-12 Februari.
Harapan sempat muncul saat Marquez dapat mencuri pole position dan finis ketiga dalam sprint dari seri pembuka di Portimao pada 24-26 Maret.
Akan tetapi, trik Marquez untuk meningkatkan kecepatan (seperti towing) tak berlaku saat balapan utama berlangsung.
Pendekatan berisiko menjadikan Marquez biang kerok dari kecelakaan karambol yang terjadi di Tikungan 3 pada lap ketiga.
Marquez menyenggol Jorge Martin dan menubruk Miguel Oliveira. Kecelakaan Marquez dengan Oliveira tak termaafkan karena korbannya adalah pembalap tuan rumah.
Marquez mengakui kesalahannya. Meski demikian, dia tidak ingin menjadi satu-satunya pihak yang disalahkan atas kecelakaan tersebut.
Marquez juga menyalahkan kelemahan pada motor Honda RC213V untuk keluar dari tikungan dengan cepat.
"Seperti yang Anda lihat kemarin, satu-satunya cara untuk mendapatkan waktu lap yang bagus adalah dengan pengereman," kata Marquez.
"Dan kami mengerem dengan sangat terlambat. Jika tidak, kami hanya akan finis di posisi ke-10, ke-11, dan ke-12."
Ketidakpuasan Marquez terhadap performa motornya pada akhirnya menjadi pemandangan yang jamak terlihat saat musim berjalan.
Honda telah diperingatkan. Namun, perubahan nyata baru terlihat pada pengujung tahun, saat calon legenda balap telah meninggalkan mereka.
Baca Juga: MotoGP 2023 Baru Sampai Seri Pertama, 3 Pembalap Sudah Masuk Rumah Sakit
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar