"Saya ingin setara dengan Pecco (Francesco Bagnaia) dan (Jorge) Martin, untuk membuktikan kemampuan saya di lintasan."
Mengenai kemungkinan bergabung dengan Pramac ketika Johann Zarco meninggalkan tempatnya, Marini memberikan klarifikasi.
"Jika saya harus bertahan di tim satelit, prioritasnya adalah selalu bertahan di VR46," kata Marini.
"Namun, berbicara dengan Ducati, kami mencoba memiliki motor resmi karena mereka membuat perbedaan."
Baca Juga: Pembalap 4 Generasi Bilang, Marc Marquez Luar Biasa tapi Masih Belum Selevel Valentino Rossi
Marini juga berbagi refleksinya tentang performa lintasan dan tujuannya untuk menjadi setara dengan yang terbaik.
Meski ada delapan pembalap Ducati di lintasan, Marini tidak takut dilupakan.
"Saya memiliki hubungan baik dengan Gigi Dall'Igna dan seluruh orang di Ducati. Mereka tidak pernah membuat saya merasa tidak dihargai atau tidak penting," ucap Marini.
"Tetapu, semuanya terkait dengan hasil, semakin tinggi Anda di klasifikasi umum, semakin banyak Ducati membantu Anda."
Marini lalu menceritakan percakapannya dengan Rossi saat hendak pindah ke Honda.
"Itu menarik. Kami banyak membicarakan hal itu. Dialah orang pertama yang saya hubungi."
"Saya bingung antara mengakui peluang indah dan mengetahui bahwa kami adalah tim hebat yang berjuang hampir sepanjang kejuaraan untuk memenangkan gelar tim terbaik dan sayang sekali jika dilewatkan," tutur Marini.
Terkait janji Manajer tim, Alberto Puig, Marini belum bisa memberi banyak penjelasan.
"Belum terlalu jelas, kami belum banyak bicara, karena semuanya terjadi sangat cepat. Kami akan dapat menguraikan hal-hal secara lebih rinci di musim dingin."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar