"Dokter sebenarnya sudah melarangnya dengan keras, tapi saya bersikeras ingin turun karena saya bertekad untuk mengharumkan Merah Putih begitu besar," kata Rossy.
Bersama pelatih yang berkebangsaan Korea Utara, Rossy mengaku berlatih dari nol.
"Semula benar-benar perlahan-lahan dilatih dari memegang bet tenis meja. Tetapi, saya berjuang terus. Memang sempat khawatir terhadap kondisi badan, tetapi saya terus berjuang," ujar Rossy.
Untuk itu, Rossy berharap atlet-atlet tim Indonesia bisa berjuang lebih gigih di Paris.
Semangat tersebut disalurkan Rossy melalui Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
"Dengan pengalaman saya tersebut, saya ingin Tim Indonesia yang akan berjuang di Paris juga merasakan hal yang sama," ucap Rossy.
"Untuk itu, saya punya kenang-kenangan yaitu obor Olimpiade Atlanta dan saya ingin persembahkan kepada NOC Indonesia sebagai patron Olimpiade di Indonesia agar para atlet semangat berjuang di Paris," ujar Rossy.
Rossy berharap pengalamannya dapat memberikan suntikan semangat kepada para atlet yang akan berjuang di Paris.
Ia berharap atlet Indonesia bisa memiliki mental baja saat membawa Merah Putih.
"Perlu mental juara. Jangan cepat puas dengan satu prestasi. Jangan berhenti bermimpi," tutur Rossy.
"Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita punya tujuan, punya kemauan, punya tekad, apapun bisa dilalui," ucap Rossy berpesan untuk para atlet Indonesia yang akan berlaga pada Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga: CdM Olimpiade Paris 2024 Resmi Diperkenalkan, Ini Harapan dari NOC Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NOCIndonesia.id |
Komentar