"Di sini, saya melakukan banyak latihan khusus dengan tim saya, orang-orang saya di sini. Ketika di sana, saya harus siap untuk pergi. Saya harus siap untuk menjadi bugar. Itu adalah perasaan yang tidak nyaman."
"Banyak dari mereka, mereka bukanlah orang yang bersama saya setiap hari. Maka, tiap ronde terasa jauh lebih sulit."
"Tiap ronde terasa seperti sebuah laga baru. Saya kira itu adalah sebuah keuntungan bagi saya, karena dengan banyak petarung ini, anda tidak mendapatkan perasaan tidak nyaman itu sampai anda tiba di malam pertandingan."
"Di mana anda merasa, 'Baiklah, akhirnya ini dia. Saya telah memikirkan pria ini selama satu bulan. Anda telah melihat beberapa orang, namun anda belum menemukan pria yang tepat yang ada di hadapan anda saat ini," tuturnya.
Menurut Belal, berlatih bersama para petarung Dagestan itu berbeda, dia merasa setiap orang di sana adalah binatang buas.
"Bagi saya, saat saya berada di sana (Dagestan) bersama mereka, setiap orang adalah binatang buas dan mereka semua memiliki gayanya masing-masing. Setiap ronde, Anda memiliki perasaan tidak nyaman seperti kupu-kupu di dalam perut Anda," jelas Belal.
"Di sini, ketika saya pergi dengan teman-teman saya, rekan satu tim saya, Anda tahu siapa yang sulit. Anda tahu apa yang mereka lakukan. Anda melihat mereka setiap hari. Anda tahu apa yang mereka kuasai."
"Anda tahu apa yang tidak mereka kuasai. Ini lebih merupakan perasaan yang tenang. Tetapi ketika Anda pergi dengan seseorang yang baru, seseorang yang berbeda, rekan latihan yang baru, itu memberi Anda perasaan 'baik-baik saja' dalam hati Anda."
"Itu membuat Anda berusaha lebih keras. Itu membuat Anda berusaha lebih keras. Itu membuat Anda sedikit lebih lelah. Itu membuat Anda harus lebih banyak berpikir," tuturnya.
Baca Juga: ONE 165 - Takeru Segawa Ingin Jadikan Rodtang Tumbal Kebangkitan di Tokyo
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MMAjunkie.com |
Komentar