Untuk itu, apabila ada pemain yang mengalami cedera atau akumulasi kartu, pelatih tak akan pusing mencari penggantinya.
Pasalnya, kualitas pemain pengganti dinilai tak akan jauh berbeda dari pemain utama.
“Coach Shin Tae-yong sudah mengerti maunya saya mesti sama, karena ada resiko cedera ada resiko kartu merah itu jangan sampai ketika di midfielder kita yang tipis cuman ada Marselino, Ivar, Marc Klok, Kambuaya, Adam Alis, tiba-tiba dua pemain cedera dan satu kartu merah, kan tidak ada yang main di Tengah, artinya belum tebal,” penjelasan Erick Thohir.
Ia pun mengingatkan bahwa timnas Indonesia saat ini mengirim tim termuda di Piala Asia 2023.
Bahkan dilansir dari Transfermarkt, rata-rata pemain timnas Indonesia usianya 22,5 tahun, setelah itu ada Vietnam dengan usia sekitar 23,3.
Setelah itu ada Jepang dengan usia pemain rata-rata 23,7 tahun dan Uzbekistan sekitar 23,9 tahun.
Baca Juga: Pemain Muda Timnas Indonesia Ingin Susul Asnawi Abroad ke Korea
“Ingat tim Asia senior ini yang termuda di seluruh peserta rata-ratanya 23,8 artinya ini tim muda,” kata Ericl.
“Kalau dipisahin lagi 2x11 tim senior diatas 23 ditambah 3x11 tim U-23 kuotanya belum ketemu.”
“Ini yang kita terus bangun, kenapa saya bilang kita mau 150 pemain database, ingat saya pernah ngomong itu? hari ini juga ini U-20 kalau kita lihat timnya tipis tidak? tipis, karena masih banyak pemain yang usianya U-17.”
“Nah ini, yang saya rasa kita mesti terbuka membangun tim nasional Indonesia dengan siapapun yang ingin membawa Merah Putih,” tuturnya.
Dengan penjelasan ini, Erick pun tak ingin ada lagi perdebatan atau perbedaan karena tujuannya tetap sama untuk Merah Putih.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar