Beruntung bagi Tai Tzu Ying, Gregoria, yang tak ingin pulang dengan tangan hampa karena selalu kalah di dua laga pertama, mampu menang atas Kim Ga-eun.
Gregoria mengatasi perlawanan Kim walau harus berjuang selama 1 jam lebih sebelum menang dengan skor 21-14, 20-22, 21-17.
Dalam wawancara di mixed zone, Gregoria digoda dengan pertanyaan apakah dia akan meminta Tai Tzu Ying untuk mentraktirnya.
"Dari kemarin belum ketemu lagi (dengan Tai Tzu Ying) sih, tapi nanti aku coba minta deh," ujar Gregoria sambil tertawa.
Jorji asked by a reporter if she would let TTY treat her to dinner because she helped her advance
"I haven't had a chance to see her (Tai Tzu Ying) outside the venue these days. I will ask her if I see her later"
.
— Twee Twee (@ThongWeeDaphne) December 15, 2023
Source weibo羽毛球gogo pic.twitter.com/vXYCohdgXk
Tai Tzu Ying tidak menyia-nyiakan 'bantuan' Gregoria dengan memenangi laga sengit di babak semifinal dan final.
Setelah berhasil revans atas An Se-young di babak empat besar, Tai mengalahkan sesama mantan ratu bulu tangkis, Carolina Marin (Spanyol), dalam laga sengit selama tiga gim.
Tai Tzu Ying pun merebut gelar keempatnya di turnamen World Tour/World Superseries Finals. Sebelumnya dia meraih gelar dari ajang yang sama pada edisi 2014, 2016, dan 2020.
Tai Tzu Ying kini menjadi tunggal putri kedua dengan gelar terbanyak di ajang Finals bersama legenda China, Li Weng Mei.
Sementara rekor tertinggi dipegang tunggal putri legendaris Indonesia yaitu Susy Susanti. Pada zamannya, turnamen penutup musim itu masih bertajuk World Grand Prix Finals.
Tentunya, Gregoria diharapkan bisa tertular kesuksesan dan konsistensi juara All England Open tiga kali dalam mencetak prestasi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar