BOLASPORT.COM - Barcelona menghadapi dilema melawan Real Madrid karena harus memilih titisan Lionel Messi atau junior Cristiano Ronaldo.
Ada sejumlah perubahan taktik yang harus ditempuh Barcelona pada final Piala Super Spanyol 2024.
Barcelona akan bertemu Real Madrid di Stadion Al-Awwal, Senin (14/1/2024) dini hari WIB.
Keberhasilan Xavi Hernandez membawa anak asuhannya mengalahkan Osasuna pada babak semifinal ternyata dibayar mahal.
Raphinha harus keluar dari lapangan karena cedera yang ia alami.
Winger asal Brasil tersebut dipastikan tidak akan bisa tampil melawan Real Madrid.
Xavi jelas tidak perlu khawatir dengan kondisi ini karena skuadnya punya stok pengganti yang melimpah.
Namun, sosok pengganti Raphinha justru membuat Barcelona berada dalam dilema.
Baca Juga: Kevin De Bruyne Jadi Pahlawan Man City, Pep Guardiola Sebut Dia Legenda yang Bikin Kesal
Dilansir BolaSport.com dari Sport, Lamine Yamal menjadi kandidat utama pengganti Raphinha.
Pemain yang kerap disebut titisan Lionel Messi ini tampil mengesankan dengan mencetak satu gol melawan Osasuna.
Namun, Lamine Yamal bukan satu-satunya kandidat Barcelona untuk masalah ini.
Joao Felix juga tampil bagus saat melawan Osasuna dengan membukukan satu assist.
Junior Cristiano Ronaldo tersebut terus menunjukkan potensi yang tidak bisa diabaikan Barcelona.
Xavi sendiri enggan berkomentar tentang pilihan yang akan ia ambil secara pasti.
Sang pelatih hanya memberikan nasihat, terutama untuk Yamal yang masih berusia 16 tahun.
Baca Juga: Cetak 4 Gol dalam 2 Laga, Catatan Apik Lautaro Martinez ke Gawang Monza Musim Ini
"Saya hanya ingin Yamal agar tampil secara percaya diri dan bisa menunjukkan kemampuannya," kata Xavi.
Menurut Xavi, Yamal tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kesempatan untuk tampil.
Usia yang masih begitu muda membuatnya tidak bisa tampil secara reguler pada awal karier.
Namun, Yamal didorong agar tampil bagus di setiap kesempatan yang ia dapat.
Laga melawan Real Madrid memang bukan saat yang tepat bagi Xavi untuk bereksperimen.
Sang musuh bebuyutan memiliki kemampuan yang lebih kuat dan performa lebih konsisten.
Xavi hanya bisa mengalahkan rivalnya dengan menurunkan komposisi terkuat.
Untuk itu, ia tidak hanya memilih permainan berdasarkan permainan mereka selama 1-2 minggu terakhir.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sport.es |
Komentar