"Akan tetapi, dia tidak menyadari apa yang dimilikinya dan dia tidak dapat menggunakannya," ucap Shenton mengenang.
"Kalau dia dapat mengerahkan kemampuannya dan tampil di setiap akhir pekan, bugar dan sehat, dengan fokus yang tepat, dia pasti akan menjadi pembalap yang hebat."
Malang, Gobert layu sebelum berkembang. Alasan utamanya adalah karena kegilaan yang dilakukannya di luar lintasan.
Sebagaimana Valentino Rossi yang sinarnya juga muncul di era 90an, Gobert digadang-gadang menjadi pembalap bintang karena tahu cara menang dan bersenang-senang.
Hanya saja soal urusan bersenang-senang, Gobert kebablasan sampai-sampai The Doctor, hanya empat tahun lebih muda, kesulitan untuk mengikuti 'kegilaannya'.
"Gobert, The Go Show, ya," kata Rossi saat mengulas 175 pembalap yang pernah dihadapinya di kelas para raja bersama BT Sport.
"Saya pernah mengikuti pesta dengannya di Rio... sulit, sangat sulit, tapi menyenangkan," imbuh Rossi sambil tertawa.
Sebagaimana diberitakan GPOne.com, karier balapan Gobert hancur karena dirinya kecanduan obat-obatan dan alkohol.
Gobert bahkan gagal menyelesaikan musim debutnya di GP500 karena dipecat Suzuki di tengah musim gegara hasil positif dalam tes doping. Saat itu dia diduga mengonsumsi ganja.
Di ajang GP500, posisi finis ketujuh dalam balapan GP Austria menjadi hasil terbaik Gobert. Dia kemudian hanya kembali sesekali.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar