"Kata Mama berangkat aja," ucap Megawati.
"Awalnya kayak, gak berangkat deh karena lama gitu kan. Awalnya juga pesimis kayak, bisa gak ya bersaing, ternyata alhamdulillah bisa karena doa Mama."
Liga Voli Korea memang menjadi kompetisi bola voli terlama yang diikuti Megawati.
Sudah tiba untuk persiapan pramusim sejak bulan Juli kemarin, Mega, yang terpilih di urutan ketiga dalam draft pemain Asia, setidaknya akan bertanding hingga bulan Maret nanti.
Kiprah Megawati di Korea bisa lebih lama satu bulan apabila JungKwanJang Red Sparks berhasil menembus babak play-off. Artinya, sembilan bulan dia berjuang di Korea.
Selain itu, kekhawatiran Megawati datang karena tantangan yang akan dihadapinya sebagai kaum minoritas di Korea Selatan.
Sorotan pertama publik Negeri Ginseng terhadap Megawati bahkan tertuju kepada hijab yang dikenakannya.
Pasalnya, Megawati menjadi pebola voli putri pertama yang bertanding di Liga Korea dengan memakai kerudung.
Akan tetapi, semangat juang ditunjukkan Megawati untuk menjawab keraguan publik bahwa hijab yang dikenakan akan mengganggu permainannya.
"Sebelum V-League dimulai, saat interviu Mega selalu bilang akan menampilkan yang terbaik dan Mega membuktikannya di pertandingan pertama," ujar Megawati.
Megawati langsung diganjar gelar pemain terbaik dalam pertandingan saat membawa Red Sparks menang 3-0 atas Hwaseong IBK Altos.
Dalam pertandingan debutnya Mega mencetak poin terbanyak dengan 21 angka. Sejak saat itu posisinya sebagai opposite utama nyaris tak tergantikan.
"Akhirnya warga Korea dan seluruh yang nonton (berpikir) oh iya, berarti dia bisa," kata Megawati melanjutkan.
Mega berharap kiprahnya di Liga Korea bisa menginspirasi pebola voli lainnya untuk menjajal kemampuan mereka di negeri orang.
Pun soal perbedaan kultur dan budaya, Megawati telah membuktikan bahwa itu semua bisa dijalani.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Komentar