Johnson dan Tokoku bertemu setelah pertandingan dan tidak bisa berhenti tertawa. Mereka bertukar cerita dan bercanda dengan ramah.
Ketika ditanya apa pengaruh kehadiran satu sama lain, kedua pemain menyebutkan kontribusi satu sama lain.
"Kehadiran satu blocker berdampak besar terhadap serangan. Setelah Willow ada di sana, blocker lawan menyadarinya, jadi saya merasa serangan saya menjadi lebih mudah," ucap Tokoku.
Hal yang sama juga terjadi pada Johnson. Mengenai alasan mengapa ada banyak serangan bola menyilang dibandingkan gim sebelumnya, Johnson mengatakan kerjasama trio Spiders membuat lawan gagal meredam serangan.
"Berkat Raina dan Kim Yeon-kyung, ada banyak kasus di mana hanya ada satu orang yang memblokir. Jadi area utama sangat kosong, dan mudah untuk menyerang disana," tutur Johnson.
"Kalau garis lurusnya kosong, saya pasti pilih arah itu," ucapnya mengakui kehadiran rekan satu timnya.
Berbicara tentang pelatih Marcello Abondanza yang penuh semangat, mereka tampak saling berempati.
"Pelatih Abondanza masih menyulitkan dirinya saja, Sejujurnya, sulit untuk beradaptasi. Tetapi, mau bagaiman lagi," aku Tokoku sambil tertawa.
"Bukannya saya tidak menyukainya (pelatih) sama sekali. Tapi karena cara bicaranya, terkadang dia muncul dalam mimpi saya," ujar pemain blasteran Ghana-Jepang itu.
Baca Juga: Liga Voli Korea - Megawati Dkk Untung Besa, Tim Legendaris Korea Ambyar dengan Memilukan
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | thespike.co.kr |
Komentar