"Motornya punya potensi bagus," ucap Marini, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Rasanya menyenangkan untuk mengendarainya sendirian ... karena kita tidak melihat performa dari kompetitor lainnya," sambung adik Valentino Rossi itu sambil tertawa.
"Rasanya seperti kita sudah tampil dengan bagus, tetapi ketika melewati garis finis, waktu lapnya sedikit lebih pelan dari ekspektasi kita."
Sejumlah kekurangan yang dipaparkan Marini meliputi akselerasi, traksi saat keluar dari tikungan, hingga aerodinamika yang sejatinya sudah mendapat perombakan.
RC213V mulai terlihat lebih mirip dengan motor-motor rivalnya dari Eropa yang lebih mirip mobil F1 dengan aneka winglet dari bagian depan motor hingga ujung belakang.
Soal aerodinamika, Marini menjelaskan bahwa pada dasarnya Honda masih dalam posisi mengejar ketertinggalan dari Ducati, KTM, dan Aprilia yang telah menyeriusi bidang ini lebih lama.
"Perbandingan dengan motor lain? Itu sulit untuk dijelaskan, motornya (Honda) terasa mudah dan menyenangkan untuk dikendarai tetapi memerlukan sesuatu hal yang lebih dari sudut pandang teknis."
"Sekarang, seperti yang saya bilang, fitur terbaiknya adalah menyenangkan untuk dikendarai, tetapi kalau kecepatannya kurang, kita kehilangan kesenangan ini."
"Saya bersenang-senang di atasnya, sasisnya bagus, tetapi kami perlu lebih cepat," terang runner-up Moto2 musim 2020 ini.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Crash.net |
Komentar