BOLASPORT.COM - Persaingan ganda campuran Indonesia untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 semakin seru karena ada tiga pasang yang tengah berjuang.
Mereka adalah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.
Kualifikasi Race to Paris akan berlangsung hingga 28 April 2024. Daftar peringkat Race to Paris diumumkan mulai 30 April 2024 dan digunakan untuk menentukan daftar kualifikasi awal.
BWF juga telah mengonfirmasi bahwa total kuota untuk bulu tangkis tetap di 172 tempat (86 putra dan 86 putri), yang mencakup dua tempat untuk negara tuan rumah dan empat tempat universalitas selain tempat kuota reguler sebanyak 166 tempat.
Setiap negara hanya boleh memasukkan maksimal dua pemain masing-masing pada nomor tunggal putra dan putri jika keduanya berada di peringkat 16 besar dunia dari peringkat Race to Paris.
Peraturan serupa pada nomor tunggal juga berlaku untuk para pemain yang bertanding pada nomor ganda.
Setiap negara hanya bisa memasukkan maksimal dua pasangan jika keduanya berada di peringkat delapan besar race to Paris.
Dejan/Gloria baru dipasangkan pada 2022 setelah Gloria terkena degradasi dari pelatnas setelah sebelumnya bertandem dengan Hafiz Faizal.
"Yang perlu dikejar, dalam waktu dua tahun ini ekspektasinya mereka sudah ada di peringkat 10 besar, sudah bisa qualified (Olimpiade Paris)," kata pelatih ganda campuran PB Djarum, Vita Marissa, kepada media ditengah acara pemberian apresiasi atlet berprestasi di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
"Tetapi, nyatanya hasilnya masih kurang bagus. Kita bisa lihat dari undian yang kurang beruntung dengan bertemu pemain top. Tetapi, sebagai pemain hal itu tidak bisa dijadikan alasan," ujar Vita.
Baca Juga: Gagal Raih Gelar pada Thailand Masters 2024, PBSI Anggap Penampilan Pemain Membaik
"Mau bertemu siapa pun harusnya bisa mencari cara bagaimana bisa melewatinya. Kedua, memang pada akhirnya di sisa pertandingan ini mereka pasti punya tekanan yang lebih lagi karena mereka ingin bisa masuk Olimpiade juga," tutur Vita.
"Jadi, mereka punya pressure terus. Kami akan coba maksimalkan di 6 pertandingan terakhir ini. Memang dari segi fisik pastinya tidak masuk akal, ikut lima pertandingan sehabis itu istirahat sebentar untuk Kejuaraan Asia."
Menurut mantan partner Flandy Limpele itu menjelang Olimpiade semua pihak bekerja keras demi lolos.
Namun, ada hal tidak biasa di balik perjuangan Dejan memperebutkan tiket Olimpiade.
"Khususnya Dejan tidak pernah ada di level ini sebelumnya. Masuk ke pelatnas pun dia tidak pernah. Biasanya orang seperti Praveen Jordan contohnya. Dulu Jordan berpartner dengan saya, dia tidak pernah ada di level dunia," aku pelatih 43 tahun itu.
"Saat bertandem dengan saya, dia bisa ada di level dunia. Namun, dia sempat menyesuaikan setahun-dua tahun dengan bertanding dulu di kejuaraan, tidak langsung mengejar ke Olimpiade."
"Dejan ini dari nol, tidak ada yang tidak mungkin. Jadi, saya mencoba memaksimalkan. Kami harus membuat kilat segalanya. Balik lagi, olahraga tidak ada yang tidak mungkin, saya mencoba memaksimalkan itu," tutur Vita.
"Memang kendalanya, ada-ada saja, halangannya apa yang saya dulu alami, saya mengalami lagi dengan Dejan."
Vita menjelaskan bahwa kasus Dejan berbeda karena tidak semudah awal 2022.
"Gloria sudah dikeluarkan dari Cipayung, mencoba bertahan, menggendong orang (Dejan). Jadi, masalah non-teknisnya masih terlalu tinggi," kata Vita.
Meski begitu, Vita mengatakan bahwa tidak ada penanganan khusus untuk Dejan di sisa waktu menjelang penutupan kualifikasi Olimpiade Paris.
"Saya lebih bilang ke dia (Dejan) agar enjoy saja karena kerja keras mereka sudah bagus. Usahanya juga sudah maksimal. Tinggal bagaimana caranya itu tergantung dari pribadi masing-masing," ucap Vita.
"Dia bisa maksimal atau tidak, dia bisa fight atau tidak atau dia mentalnya baja atau tidak. Treatmentnya jadi yang terbaik saja."
Baca Juga: Rekap Tes Pramusim MotoGP 2024 - Jorge Martin Melejit, Pedro Acosta Jauh di Depan Marc Marquez
"Persiapan yang diberikan PB Djarum khusus untuk Olimpiade. Sebenarnya saat Gloria keluar pelatnas dan dipasangkan dengan Dejan, otomatis kami punya treatment karena levelnya bukan anak klub lagi."
"Mereka bukan anak kecil, kami sudah harus mengejar ke level dunia. Otomatis awalnya kami mencari pelatih fisik sendiri. Sampai pada akhirnya Dejan/Gloria bisa terbentuk."
"Kami melihat dia punya kans di level dunia. Akhirnya untuk race to Olympic, Djarum support kami dengan ahli gizi, pelatih fisik. Kalau fisioterapis dan lain-lain sudah ada di PB Djarum. Ahli gizi dan pelatih fisiknya itu memang dari luar khusus untuk Dejan/Gloria."
Kehadiran mantan pelatih ganda campuran pelatnas, Richard Mainaky yang pernah membawa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 adalah sebagai penasihat.
"Selain kak Richard, ada Butet (sapaan akrab Liliyana Natsir), Owi (Tontowi Ahmad). Kak Richard terkadang untuk kegiatan penting Djarum, pasti diundang khususnya karena Djarum tidak setiap saat memiliki pemain yang tujuannya langsung ke Olimpiade," ucap Vita.
"Kali ini ada, jadi kak Richard masuk tim pendukung. Jadi, kalau dibutuhkan tidak mengganggu kegiatannya sendiri, dia pasti akan datang untuk mendukung ganda campuran Djarum."
Dalam kesempatan yang sama, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja yang berada di peringkat ke-14 dunia per 31 Desember 2023 mendapat apresiasi sebesar Rp 240 juta dari PB Djarum.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar