BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, bisa sedikit berlega hati setelah mengawali tes pramusim MotoGP 2024 dengan hasil positif.
Penderitaan yang sering melanda Yamaha dalam satu tahun terakhir tampaknya mulai terlihat akhir ceritanya.
Sebelumnya sudah menjadi masalah bagi pabrikan Iwata, Jepang, ini untuk mengalami kesulitan setiap kali mengejar waktu lap tercepat.
Fabio Quartararo yang tadinya rutin merebut pole position dan baris start terdepan dalam kualifikasi berbalik menjadi kepayahan.
Ditambah problem lama sulitnya menyalip karena kurang top speed, hasil kualifikasi yang buruk memperkecil peluang para penunggang Yamaha YZR-M1 untuk bersaing dalam lomba.
Namun pada hari pertama tes pramusim MotoGP 2024 yang dihelat pada Selasa (6/2/2024) di Sirkuit Sepang, Sepang, Malaysia, secercah harapan itu mulai terlihat.
Melalui Quartararo, Yamaha mulai bergeliat dalam meramaikan posisi tiga teratas dalam catatan waktu lap tercepat.
Perlahan tapi pasti, Juara Dunia 2021 itu meningkatkan waktu lap terbaiknya hingga menempati peringkat ketiga pada hasil keseluruhan hari pertama tes pramusim.
Baca Juga: Tes Pramusim MotoGP 2024 -Jorge Martin Deteksi Kelemahan Ducati hingga Kemajuan Yamaha di Trek Lurus
Pembalap berjuluk El Diablo tersebut membukukan 1 menit 58,228 detik.
Dia hanya terpaut 0,277 detik dari Jorge Martin (Prima Pramac Ducati) yang memuncaki hari pertama dengan motor Ducati Desmosedici GP24.
Hari ini pembalap asal Nice, Prancis, ini malah meningkatkan waktu lapnya lagi menjadi 1 menit 57,888 detik. Ini menjadi torehan terbaiknya di Sepang.
Hasil ini menjadi sebuah awal yang sangat positif bagi Yamaha yang tengah berusaha bangkit dari keterpurukan.
"Saya senang!" ujar Quartararo setelah hari pertama tes pramusim, dikutup BolaSport.com dari Speedweek.
"Untungnya, mesinnya (YZR-M1 2024) lebih baik dari tahun 2023," tambah dia.
Meski begitu, Quartararo sadar masih ada banyak pekerjaan yang harus dituntaskan.
Terutama dari cara untuk memanfaatkan potensi mesin terbaru yang dia rasa masih agak terlalu agresif dalam penyaluran tenaganya.
"Kami belum memanfaatkan potensi motor ini secara maksimal," kata Quartararo.
"Menurut saya, karakternya masih terlalu agresif. Jadi kami belum bisa memanfaatkan kekuatan secara penuh."
"Tapi kami berusaha untuk memanfaatkan mesin kami sebaik mungkin," tegas dia.
Quartararo meningkatkan catatan kecepatan puncaknya pada hari kedua.
Top speed Quartararo mencapai 338,5 kpj, ini lebih cepat daripada catatan tertinggi saat GP Malaysia musim lalu yaitu 337,5 kpj oleh Martin dan motor Ducatinya.
Quartararo tak lupa menyertakan kredit untuk dua sosok eks mekanik dan kru Ducati yang kini merapat ke Yamaha.
Ada Massimo Bartolini dan Marco Nicotra, yang dirasa Quartararo cukup membantu memperjelas apa saja kelemahan yang harus ditingkatkan Yamaha dan keunggulan yang mesti dimaksimalkan.
Yamaha pelan-pelan menyingkirkan budaya kerja konservatif di tubuh mereka untuk beralih pada metode kerja Eropa yang cepat dan berani mengambil risiko.
"Ada perbedaan besar antara berlomba di posisi 10 besar dengan bisa berada di lima besar secara rutin," kata Quartararo.
"Sekarang kami punya lebih banyak pilihan, tetapi sekarang kami masih belum memiliki motor pemenang."
"Berkat Max (Massimo Bartolini) dan Marco, pekerjaan di tim sekarang seperti hitam dan putih (sangat berbeda) dibandingkan masa lalu."
"Ini bagus untuk Yamaha. Kami tertinggal selama bertahun-tahun dalam elektronik dan itu juga sesuatu yang masih harus kami tingkatkan," tandasnya.
Adapun evaluasi lain yang masih jadi PR untuk Yamaha, masih seputar grip. Yang mana, hal ini juga dirasakan rekan setim baru Quartararo, Alex Rins.
"Sudah menjadi ciri khas Yamaha bahwa motor tidak memiliki cengkeraman bila kondisinya buruk," ujar Quartararo.
"Alex Rins pun menyadari hal ini. Setiap kali lintasan hanya memiliki grip rendah, kami benar-benar tertinggal jauh," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar