"Saya mencoba memperingatkan mereka, mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka terus hanya mengikuti perkembangan Marc, maka hanya dia yang mampu mengendarai motor itu, dan kecelakaan akan sering terjadi," ujarnya.
"Dan saya benar, seperti yang ditunjukkan oleh hasil 2015, tetapi mereka tidak mau mendengarkan saya dan malah memutuskan untuk menyingkirkan saya," tutur juara dunia MotoGP dua kali itu.
Ya, situasi yang diprediksi Stoner sempat terjadi pada musim 2015, di mana Marquez cukup sering terjatuh dan gagal menjadi juara dunia.
Meskipun Marquez memenangkan gelar enam kali dari tujuh musim pertamanya di kelas utama.
Namun Honda mengalami masa-masa sulit, dan motor mereka yang berada di bawah standar musim lalu.
Hingga akhirnya Marquez memutuskan untuk keluar dan pindah ke Gresini Ducati.
Menurut Stoner, masalah itu bak memakan buah simalakama, baik Honda dan Marquez sama-sama mengalami kondisi yang sama yakni kesulitan.
Stoner bahkan cukup sulit mengatakan siapa yang salah dari kinerja RC213V akhir-akhir ini, entah Marquez atau Honda.
"Saya tidak menyangka, tapi saya mengerti bahwa dia (Marquez) telah pergi ke Ducati," kata Stoner.
"Dengan semua komponen tambahan pada motor, sangat sulit untuk memahami apakah dia (Marquez) atau Honda yang melakukan kesalahan."
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar