Adaptasi dengan tim tidak berjalan buruk sama sekali bagi pemegang nomor #5 yang sudah mengenal sebagian besar anggotanya.
Baca Juga: Adik Valentino Rossi Jadi Harapan, Honda Tak Akan Ulangi Kesalahan dengan Hanya Dengarkan 1 Pembalap
Namun, ada beberapa hal berbeda dari Ducati yang harus Anda adaptasi, seperti sistem kerja.
"Di Ducati saya memiliki seorang kepala mekanik dan seorang insinyur elektronik. Sekarang saya memiliki seorang kepala mekanik dan dua orang data," tutur Zarco.
"Saya harus membentuk kebiasaan baru untuk mengetahui dengan siapa saya harus berbicara."
Perubahan penting lainnya terjadi dari Marc Marquez ke Ducati, perubahan penting bagi pembalap Spanyol itu dan terlihat jelas segera setelah ia turun dari Desmosedici untuk pertama kalinya.
Zarco berkomentar bahwa dia tidak akan memenangkan semua balapan dan bahwa dia akan menjadi penantang gelar yang tujuan utama setiap pembalap.
Namun, pembalap yang musim lalu memperkuat Pramac itu yakin bahwa dia akan menjadi lawan yang hebat bagi Jorge Martín.
"Hal itu akan sangat mengganggunya, tidak seperti Pecco (Francesco Bagnaia) yang percaya bahwa dia akan lebih tenang melawan Marquez," ucap pembalap 33 tahun itu.
Bahkan tim Pramac sendiri tidak menyangka Jorge Martin punya peluang meraih gelar juara dunia dan mampu berjuang hingga akhir.
Pada akhirnya, menemukan dirinya dalam situasi seperti ini adalah hal baru bagi Martin dan mungkin tekanan tersebut mempermainkannya terkait keputusannya.
Zarco yakin pembalap Spanyol itu tidak meraih gelar karena “kecelakaan di Indonesia dan pilihan ban yang buruk di Australia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar