"Saya sengaja tidak memikirkan apa yang akan saya lakukan atau apakah kami akan lolos ke babak play-off."
"Jika kami hanya melakukan yang terbaik di setiap pertandingan, hasil yang baik akan datang dengan sendirinya," kata Kim menatap laga melawan GS Caltex.
Situasi yang dihadapi GS Caltex tidak lebih baik.
Di fase krusial seperti ini, mereka justru cuma menang 1 kali dalam 4 pertandingan terakhir. Satu-satunya kemenangan pun tidak menghasilkan 3 poin penuh karena diraih dalam 5 set.
Momentum kini berada di Red Sparks. Meski demikian, pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin menolak jemawa dan tidak menganggap remeh GS Caltex.
Apalagi GS Caltex memiliki senjata utama yang sulit dihentikan yakni pemain asing asal Kuba, Gyselle Silva.
Silva memuncaki klasemen top skor (822 poin) dan statistik akurasi bola serangan (46,2 persen) sementara di Liga Voli Korea musim ini.
Sebagai perbandingan, torehan Megawati yang memimpin perolehan poin di Red Sparks hanya 620 angka.
Memang, serangan GS Caltex terlalu berorientasi ke Silva sedangkan Red Sparks memiliki opsi yang lebih banyak baik dari penyerang lain ataupun quick dari middle blocker.
Mematikan Silva menjadi kunci. Ko Hee-jin akan mengerahkan tiga middle blocker terbaiknya seperti saat mengalahkan GS Caltex tiga set langsung pada pertemuan terakhir.
Red Sparks akhirnya berhasil mengalahkan GS Caltex pada putaran keempat setelah selalu kalah di tiga putaran pertama.
"Pertama-tama, kuncinya adalah bagaimana cara menghadang Gyselle Silva," kata Ko Hee-jin.
"Jung Ho-young dan Park Eun-jin perlu melakukan blok dengan baik, tetapi Han Song-yi juga memiliki timing yang baik."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | thespike.co.kr |
Komentar