"Berarti kalau selama ini hanya 35-45 menit kan sisanya ngapain aja, ada yang tidur, ada yang keluar dari lapangan, dan lainnya," lanjutnya.
Nova Arianto menyebut kepemimpinan wasit dan banyaknya protes pemain ke pengadilan pertandingan mempengaruhi angka waktu efektif di Liga 1.
"Coach Shin juga melihat banyak kejadian yang berantem, pukul wasit, kejar wasit," ujar Nova Arianto.
"Bagi Coach Shin, itu sangat miris, karena itu butuh ketegasan dari PSSI sendiri agar kejadian itu tidak terjadi kembali."
"Kata Coach Shin dulu di Korea juga sama seperti itu, tapi sekarang kalau ada yang protes kartu kuning, kalau berlebihan kartu merah."
"Otomatis kan pemain tidak berani protes ya. Tapi kalau didiamkan oleh perangkat pertandingan, tidak ada ketegasan dari PSSI, kompetisi kita juga akan di situ-situ saja sih," lanjutnya.
Nova Arianto menyebut bahwa wasit di level Asia tidak akan mudah untuk meniup peluit tanda pelanggaran untuk benturan ringan.
Hal ini tentu jadi penghalang sepak bola Indonesia untuk bisa menyesuaikan dengan ritme permainan di level Asia.
"Pengaruh banget itu. Ya itu sama dengan di level Asia ya, kalau di Liga Indonesia mungkin benturan sedikit wasit bakal meniup peluit," ujar Nova Arianto.
"Tapi di level Asia, benturan sedikit pasti akan terus lanjut, karena itu akan mempengaruhi jam bersihnya pertandingan dan pertandingan akan lebih enak untuk ditonton sih."
"Tapi kalau sedikit-sedikit tiup, situasinya sangat berbeda nanti," tutupnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Youtube |
Komentar