Bahkan Perez disebut-sebut sudah memiliki dua formasi yang bisa digunakan Carlo Ancelotti untuk pertandingan Madrid.
Formasi pertama menggunakan skema 4-2-3-1 dengan Jude Bellingham berada di belakang Mbappe.
Untuk dua pivot, pilihan ada pada diri Tchouameni, Camavinga, dan Fede Valverde.
Vinicius dan Rodrygo bermain melebar sebagai sayap di kiri dan kanan.
Baca Juga: Bayern Muenchen Bisa Rusak Rencana AC Milan Rekrut Antonio Conte
Lalu, skema berikutnya dengan pola 4-3-3 di mana Bellingham bakal bermain sebagai gelandang sejajar bersama dua gelandang terpilih antara Federico Valverde, Toni Kroos, Tchouameni, dan Camavinga.
Trisula lini depan dengan formasi tadi berisikan Vinicius, Mbappe, dan Rodrygo.
Kombinasi Vinicius, Mbappe, dan Rodrygo tampak menakutkan bagi para bek lawan mengingat ketiganya memiliki atribut kecepatan dan akselerasi luar biasa di atas lapangan.
Membayangkannya saja terasa mengerikan mengingat ketiga pemain tadi juga lihai dalam menggocek lawan.
Hal ini jelas menguntungkan bagi Madrid yang kerap bermain dengan alur serangan balik kilat.
Transisi kilat dari bertahan ke menyerang dari ketiga pemain tadi bisa mengulangi kejayaan El Real semasa masih diperkuat Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Mesut Oezil, dan Angel Di Maria.
Tentunya dalam hal ini peranan Ancelotti juga diperlukan.
Kemampuannya dalam mengatur permainan dan cara untuk mengakomodasi pemain dalam susunan pemain yang berimbang diperlukan.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Football-espana.net, Relevo.com |
Komentar